Aksi Damai yang Dilakukan Oleh Sejumlah Wali Murid Serta Alumni Menuntut Kebijakan Yayasan SD IT Roudlotul Jannah

 
Sumber: Dokumentasi Pribadi Reporter Beranda Pers

Beranda Pers – Selasa, 19 Agustus 2025 para wali murid serta alumi dari Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Roudlotul Jannah, Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, melakukan aksi damai di lingkungan sekolah. Aksi ini berlandaskan adanya kebijakan dari Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) yang dirasa merugikan para wali murid serta para guru yang mengajar, juga pemberian Surat Peringatan (SP) yang dianggap kontroversial. SP tersebut disebut-sebut ditujukan kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

Aksi damai tersebut merupakan aksi yang kedua kalinya, yang sebelumnya telah dilakukan pada Jumat, 15 Agustus 2025. Namun, aksi tersebut dibubarkan karena tidak memiliki izin dari pihak kepolisian. Beberapa tuntutan yang dilayangkan kepada pihak yayasan pada aksi yang kedua tersebut, antara lain pemberhentian direktur yayasan, pengembalian kepala sekolah serta guru-guru yang berkualitas, dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa. Pasalnya. Edi Stutisna selaku kepala sekolah yang telah mengabdi selama 20 tahun serta guru-guru yang mengajar merupakan tenaga pendidik yang berkualitas menurut para wali murid. Oleh karena itu, ketika kepala sekolah diturunkan, para wali murid tidak menyetujui akan keputusan tersebut. Bahkan, para guru yang lain pun ikut mengundurkan diri. Adanya keputusan tersebut berdampak merugikan para siswa karena siswa tidak mau diajar oleh tenaga didik yang baru dan menghambat berlangsungnya pembelajaran.

“Beberapa bulan yang lalu, ada flyer yang beredar tentang rekrutmen kepala sekolah sampai guru, dan itu pun kami tidak diberi tahu. Bahkan, kami tahunya dari media sosial,” ucap Edi Sutisna. Menurutnya, mereka merasa diintimidasi dan dibuat tidak nyaman, sehingga Edi pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Walaupun secara formal belum tertulis, tetapi beliau sudah meniatkan hal tersebut. Baginya, dialog serta mediasi dari yang sebelumnya pun tidak menemui titik terang. “Sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan. Pada satu titik, kami harus keluar walaupun untuk kami terasa berat karena memikirkan anak-anak. Bagaimana anak-anak belajar dengan guru yang baru secara mental dan secara psikologis akan terganggu,” tuturnya. 

Menurut Edi, SP yang diberikan dari 1 hingga 3 pada kurun waktu yang berdekatan dianggapnya cacat, karena selama kegiatan yang dijalankannya itu berjalan dengan normal. Edi serta guru-guru yang lain menunggu mediasi, namun mereka dibantu oleh para wali murid untuk mendukung serta berharap dapat menemukan titik terang. 

Mediasi yang memakan waktu kurang lebih satu jam pada akhirnya membuahkan hasil. Hakiudin selaku koordinator lapangan menyampaikan bahwasannya kegiatan sekolah akan berjalan seperti biasa, guru-guru pun tidak mengalami pemecatan, dan SP dari 1 –3 untuk kepala sekolah dibatalkan. Namun, Sofyan selaku wakil kepala sekolah telah diputus hubungan kerjanya (PHK). Saat ini, masih dalam tahap proses negosiasi dan berupaya agar ia dapat mengajar kembali. Terlebih lagi aturan yang dibuat oleh direktur akan direvisi bahkan dihapus, sedangkan tuntutan direktur untuk mundur akan dipercatat. “Tuntutannya adalah direktur harus mundur dan akan dievaluasi, insyaallah akan dipecat dan diberhentikan,” ucap Hakiudin. 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurbaeti, wali murid dari SD IT Roudlotul Jannah, perihal keputusan direktur. Nurbaeti mengatakan bahwa ia tidak setuju adanya keputusan dari direktur. “Kami sebagai orang tua murid tidak menyetujui itu karena kepala sekolah dan guru yang mendapatkan SP merupakan guru yang berkualitas. Jadi, kami tidak akan pernah bisa menerima karena keputusan tersebut sepihak,” pungkas Nurbaeti. 

Dari hasil mediasi yang mengungkapkan dengan menarik keputusan yang dibuat oleh direktur, menjadi peluang serta harapan para wali murid yang mereka capai. Edi mengungkapkan bahwasanya beliau tidak menyangka para wali murid serta alumni sangat antusias mendukun. “Kebenaran itu akan menemukan jalannya, itu memang benar pada akhirnya ya,” ucap Edi. 

Harapan juga turut disampaikan oleh Edi ketika dirinya bisa mengajar kembali setelah dilayangkannya keputusan dari direktur. “Harapannya sama seperti pada orang tua murid, kegiatan belajar kembali dengan normal dan SP harus dibatalkan demi kebaikan juga demi hukum,” pungkas Edi.

Yuliasari, wali murid dari SD IT Roudlotul Jannah lainnya, mengungkapkan harapannya untuk sekolah dan guru-guru karena dianggap sekolah ini benar-benar membuat beliau dan anaknya nyaman, baik dari segi pembelajarannya, pendidikan agama Islam, dan ababnya. “Saya berharap semoga guru-guru masih mengajar di sini, selalu semangat untuk kedepannya. Untuk direktur yang sekarang, jika memang bukan yang terbaik, mending sudahi saja jabatannya, karena saya melihat guru-guru yang tetap kompeten dalam kegiatan belajar mengajar walau sudah lama mengabdi,” ucapnya 

Peliput/Penulis: Alfandi Ilham, Irsyad Arif Fadhillah

Editor: Rahma Trianasari

Posting Komentar

0 Komentar