Memetakan Perjalanan Hidup: Kisah di Balik Speak Up Day 2025

 

Sumber: Dokumentasi Pribadi Reporter Beranda Pers

Beranda Pers – Klub Intellectual Club Of Public Relations (ICPR), Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya (FISIB), Speak Up Day 2025 kembali digelar pada Sabtu, 6 Desember 2025, dengan energi baru dan semangat yang tetap sama sejak pertama kali hadir lebih dari satu dekade lalu. Tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-11, menandai perjalanan panjang sebuah acara komunikasi yang konsisten mendorong keberanian generasi muda untuk bersuara. Acara ini diadakan di gedung Graha Pakuan Siliwangi (GPS) lantai 1, Universitas Pakuan (Unpak) Bogor dan dimulai dari pukul 8.00 – 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)

Speak-Up Day 2025 mengusung tema “Perjalanan, Eksplorasi, Tantangan, dan Aksi”. Ketua pelaksana, Safira Diandra, menjelaskan bahwa tema tersebut bukan sekadar rangkaian kata, tetapi cerminan proses hidup yang sedang dijalani generasi muda. Ia mengatakan bahwa tema ini memaknai bagaimana anak muda memetakan perjalanannya atau memetakan garis hidupnya,” ucap Safira.

Menurut Safira, empat komponen tersebut menjadi fondasi penting bagi siapa pun yang sedang mencari arah hidup. Generasi muda membutuhkan ruang untuk memahami tujuan, menemukan motivasi, dan tentu saja, belajar berbicara lantang tentang apa yang mereka perjuangkan. “Namanya manusia itu butuh keempat komponen tersebut,” ujar Safira sambil menekankan bahwa komunikasi menjadi elemen utama dalam seluruh proses perjalanan itu sendiri.

Rangkaian kegiatan diawali dengan registrasi, pembukaan tari Jaipong, penyerahan hadiah lomba, penampilan seni, hingga talkshow bersama konten edukator, Anindytha Arsa. Sebagai penutup, band Monroe turut memeriahkan panggung dengan tiga lagu sebagai bentuk apresiasi untuk panitia dan audiens.

Meski terbuka untuk umum, sebagian besar peserta tahun ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang sebelumnya mengikuti audisi lomba pidato dan speech battle pada 22 November lalu. Mereka hadir bukan hanya untuk menanti pengumuman pemenang, tetapi juga untuk menyerap wawasan dari talkshow yang relevan dengan dunia mereka. Safira menyebut bahwa acara ini penting bagi para siswa yang tengah memasuki masa transisi menuju dunia kuliah atau profesional. Acara ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk menghadirkan talkshow yang sangat relevan, bagi mereka yang mau memasuki jenjang mahasiswa atau pekerjaan.  

Lalu, di balik layar persiapan panjang yang menyatukan dua angkatan dan para volunteer, tentu bukan hal mudah. Safira terbuka mengenai tantangan terbesar mereka, yakni perbedaan pendapat dan miskomunikasi. “Kesulitannya itu menyatukan pikiran satu sama lain. Namun, kami mencoba semaksimal mungkin,” tuturnya. Namun, ia juga menyadari bahwa miskomunikasi adalah hal wajar dalam persiapan acara besar seperti ini. 

Setelah berbulan-bulan bekerja bersama, Safira berharap para panitia tidak hanya merasa puas, tetapi juga mampu mengapresiasi diri sendiri. Ia ingin para panitia memaknai Speak Up Day bukan sebagai sekadar program kerja (proker), melainkan sebagai ruang yang mempertemukan ide, kerja sama, dan pertumbuhan. “Bukan cuma Proker, tapi di mana kita berkumpul bersama-sama untuk membuat elemen-elemen baru,” ucapnya.

Safira juga menyampaikan harapannya untuk audiens. Harapannya sederhana, namun bermakna mereka pulang dengan kesan indah. “Harapan saya yang paling besar adalah mereka punya kesan yang baik dan indah untuk acara Speak Up Day ini,” pungkasnya.

Suci, yaitu seorang guru dari SMP Rimba Taruna yang pernah berkecimpung di dunia Public Relations (PR) turut memeriahkan acara ini yang datang untuk mendampingi anak-anaknya lomba. Ia menyampaikan insight yang ia dapat di acara Speak Up Day 2025, “Karena saya dulu berkecimpung di dunia PR juga jadi banyak ilmu yang bisa didapatkan sama teman-teman dari talkshow yang tadi,” ucapnya. Ia juga memberikan kesan dan harapannya dalam acara tersebut, “Tetap diadakan ya setiap tahunnya karena itu sebenarnya bagus sih mulai lombanya, kemudian ada talkshow-nya konsepnya sudah sangat bagus,” tambahannya. 

Salah satu peserta lomba yakni, Roseane Qurrata Janna, dari SMA Kesatuan Bogor. Roseane membawa piala dengan juara 2 kategori lomba speech. ”Menurut saya acara ini lumayan terstruktur, dan sangat seru karena dari awal sudah banyak banget performance yang ditampilkan, dan menurut saya jadi tidak bosan,” tuturnya. Roseane juga menambahkan harapan ke depannya dalam acara ini. “Mungkin penyebaran poster kali ya, lebih banyak lagi soalnya jujur audiensnya masih kurang banyak kan. Terus komunikasinya dilancarkan lagi, soalnya saya sempat mendengar ada yang miskomunikasi di acara speech battle gitu,” tuturnya sebelum menutup sesi wawancara.

Speak Up Day 2025 bukan hanya acara tahunan, melainkan cermin antusiasme generasi muda untuk terus belajar, berani berbicara, dan memetakan masa depan mereka. Dengan tema yang menggambarkan dinamika perjalanan hidup, acara ini menjadi wadah bagi mereka untuk memahami diri, berproses, serta mengambil langkah nyata menuju masa depan yang lebih terarah.


Peliput: Muhammad Nabil Farrel Ramadhan & M. Xezi Artawinata 

Penulis:M. Xezi Artawinata 

Editor: Alfandi Ilham


Posting Komentar

0 Komentar