Earth Hour adalah gerakan sedunia yang diselenggarakan oleh World Wildlife Fund (WWF) yang berfokus pada pengurangan jumlah konsumsi listrik berlebih. Kampanye ini pertama kali diselenggarakan di Sydney, Australia pada tahun 2007, dan sejak saat itu menjadi kegiatan tahunan. Gerakan ini awalnya bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, dan dunia usaha agar memberikan satu jam "istirahat" bagi bumi.
Gerakan ini biasanya diadakan pada hari Sabtu terakhir di bulan Maret. Namun, khusus pada tahun ini akan dilaksanakan satu minggu lebih awal, yakni pada 23 Maret 2024, untuk menghindari kesamaan dengan perayaan Sabtu Suci sebagai persiapan Paskah bagi umat Kristen. Selama satu jam dari pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat, dunia usaha, monumen, serta landmark nasional dan internasional akan memadamkan lampu, alat elektronik, dan perangkat lainnya yang menggunakan listrik, sebagai simbol komitmen terhadap planet ini untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
Lalu, apa hubungannya memadamkan listrik dengan perubahan iklim? Listrik yang kita gunakan sehari-hari dapat menimbulkan emisi karbon yang artinya melepaskan gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lain yang mengandung karbon ke atmosfer bumi, yang dapat berdampak pada perubahan iklim global.
Meningkatnya suhu di permukaan bumi, naiknya permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan berbagai fenomena lainnya disebabkan oleh gas-gas yang merupakan produk sampingan dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam) untuk energi, penggunaan alat transportasi, penggunaan peralatan elektronik, kegiatan industri manufaktur, termasuk konsumsi penggunaan listrik.
Tindakan memadamkan listrik selama satu jam terbukti mampu menurunkan emisi karbon dioksida ke atmosfer. Menurut Bangkok Post, kota Bangkok mengurangi penggunaan listrik sebesar 165 megawatt-jam, yang dalam satu jam setara dengan 102 ton karbon dioksida. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan kampanye serupa yang diprakarsai oleh Balai Kota Bangkok pada bulan Mei tahun sebelumnya, yang menghemat 530 megawatt-jam dan mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 143 ton. Sementara itu, salah satu provinsi di Kanada, Ontario, menggunakan energi listrik sekitar 900 megawatt-jam lebih sedikit selama Earth Hour. Toronto, ibu kota provinsi Ontario juga sempat mengalami penurunan konsumsi sebesar 8,7% dibandingkan dengan Sabtu malam pada bulan Maret.
Selain memadamkan peralatan elektronik dan listrik yang tidak terlalu diperlukan, ada beberapa cara yang dapat mengurangi emisi karbon, diantaranya:
1. Mengurangi sampah makanan
Membuang sisa makanan tidak hanya menyia-nyiakan sumber daya yang berharga tetapi juga dapat menimbulkan gas metana, yaitu gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan suhu bumi. Oleh karena itu sebaiknya kita mengurangi sampah makanan dengan memanfaatkan bahan makanan secukupnya.
2. Menanam pohon
Tumbuhan merupakan penyerap karbon alami. Dengan menanam pohon, kita dapat mengurangi emisi karbon dioksida dan membantu menjaga atmosfer bumi agar tetap sehat.
3. Penggunaan energi yang efisien
Seringkali kita membiarkan barang-barang yang menggunakan daya listrik seperti televisi, kipas angin, lampu, dan lain sebagainya dalam kondisi tetap menyala meskipun tidak sedang digunakan. Sebaiknya matikan daya listrik saat tidak terlalu dibutuhkan.
4. Menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Melalui prinsip 3R, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Mendaur ulang), kita bisa memanfaatkan benda-benda apa yang ada di sekitar kita untuk turut serta menjaga lingkungan.
5. Beralih ke transportasi umum.
Menggunakan kendaraan pribadi tentu memerlukan bahan bakar yang tidak sedikit. Dengan beralih ke transportasi umum, dapat mengurangi jumlah polusi udara yang disebabkan dari penggunaan bahan bakar fosil.
Melansir dari halaman FAQ Global Earth Hour menyatakan:
Earth Hour tidak dimaksudkan sebagai latihan pengurangan energi atau karbon, melainkan aksi simbolis. Kampanye ini merupakan inisiatif yang bertujuan untuk mendorong individu, dunia usaha, dan pemerintah di seluruh dunia agar bertanggung jawab atas jejak lingkungan mereka dan terlibat dalam dialog dan pertukaran sumber daya yang memberikan solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan. Berpartisipasi dalam Earth Hour melambangkan komitmen terhadap perubahan sepanjang waktu.
Sumber:
https://www.earthhour.org/
https://www.thestar.com/
Yasinta Saumarisa
Editor:
Tria Ananda
0 Komentar