Catalyst 2025: Mengajak Mahasiswa untuk Memahami Nilai Integritas dan menjadi Pemimpin yang Berdampak, serta Berkelanjutan

Sumber: Dokumentasi Pribadi Reporter Beranda Pers

Beranda Pers – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pakuan (Unpak) Bogor telah menyelenggarakan acara Catalyst 2025 dengan tajuk “Value-Based Leadership: The Foundation of Economic Progress and National Future” pada Selasa, 24 Juni 2025, di Aula Graha Pakuan Siliwangi (GPS) lantai satu. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa Unpak ini bertujuan mengajak generasi muda memahami pentingnya nilai-nilai integritas, keadilan, dan kebijaksanaan dalam membangun kepemimpinan yang berdampak dan berkelanjutan. 

Sebagai ketua pelaksana, Zenia Dwi Khairunisa, menjelaskan maksud dan tujuan dari tema yang diusungnya bersama anggota BEM FEB periode 2025. “Kami ingin mendorong mahasiswa Unpak dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepemimpinan yang berlandaskan nilai dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang berkelanjutan bagi masa yang mendatang,” jelasnya. 

“Nama Catalyst sendiri berarti sebagai penggerak perubahan yang positif, sesuai dengan temanya, yaitu bagaimana fondasi mahasiswa Unpak yang membangun nilai karakter kepemimpinan yang bernilai luhur untuk masa depan bangsa,” tambahnya. Zenia juga menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja baru dari kepengurusan BEM FEB periode 2025-2026.

Selain tema yang menarik perhatian minat mahasiswa, acara ini juga berhasil menghadirkan pembicara dan narasumber inspiratif, dimulai dari Drs. Dedie Abdu Rachim, M.A., sebagai Wali Kota Bogor yang menyampaikan sambutan pembukaan, Gubernur Jawa Barat, yaitu H. Dedi Mulyadi, S.H., atau yang lebih dikenal sebagai Kang Dedi Mulyadi (KDM), dilanjut dengan pemaparan materi oleh narasumber, seperti Almer Faiq Rusydi, Ketua Umum Kadin Jawa Barat, Dr. H. Bima Arya Sugiarto, S.I.P., sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, dan H. Anton Sukartono Suratto, B.B.A., M.Si., selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Menurut penjelasan Bayu Raksa Pradipa, selaku Ketua Umum BEM FEB Kabinet Chandrakara, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai kepemimpinan yang memiliki banyak tipe. “Semua orang bisa jadi pemimpin, tetapi tidak semua orang bisa jadi pemimpin yang memiliki nilai. Jadi, kita ingin menekankan bahwa kita punya banyak pemimpin di daerah Jawa Barat, salah satunya yang bisa kita jadikan contoh adalah Kang Dedi Mulyadi. Gimana caranya beliau menyampaikan sesuatu, dan apa yang beliau sampaikan, itu adalah nilai yang beliau pegang sebagai pemimpin, dan bagaimana caranya kita menerapkan,” ungkapnya.

Tidak hanya KDM, contoh pemimpin lainnya adalah Wali Kota Bogor, yaitu Dedie Rachim, DPR RI sebagai penyambung antara masyarakat ke pemerintahan, dan juga Staf Komunikasi Kepresidenan. “Jadi, memang sengaja kita hadirkan tokoh-tokoh dari banyak instansi-instansi yang memang terkait sama kita sebagai mahasiswa, tidak akan jauh-jauh dari masyarakat, untuk menjelaskan kepemimpinan berbasis nilai,” jelas Bayu.

Ia juga menjelaskan makna kata Catalyst atau katalisator merupakan penyambung. “Jadi, BEM kita ingin jadi penyambung antara mahasiswa dengan beberapa pejabat-pejabat publik yang memang memiliki tanggung jawab sebenarnya untuk turun langsung ke masyarakat dan mendengarkan aspirasi, serta menyampaikan yang menjadi cita-cita mereka dan mewakili cita-cita bangsa,” tuturnya.

Kehadiran Gubernur Jawa Barat serta Wali Kota Bogor tentu menjadi sorotan publik, KDM dan Dedie Rachim menunjukkan antusiasme dalam menghadiri Catalyst 2025 ini. Dedie Rachim menyampaikan, jika ia bersyukur atas kehadiran Gubernur Jawa Baratyang bisa menghadiri acara tersebut sehingga bisa dijadikan inspirasi. “Karena sela jadwal Gubernur yang sibuk dan banyak sekali agenda, beliau mau hadir dan mengisi di Universitas Pakuan. Patut disyukuri juga dalam penyampaiannya sangat luar biasa dan itu bisa jadi landasan sesuai dengan judul Catalyst 2025. Jadi, bersyukur dan bisa dijadikan inspirasi baik sekali dan membangun karakter mahasiswa,” pungkas Dedie Rachim.

Tak hanya Dedie Rachim yang menyuarakan pendapatnya, KDM pun menyoroti acara yang ia datangi. “Kesannya senang lah ketemu mahasiswa dan dosen, bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman. Teruskan menjadi kampus yang memiliki literasi dan ideologi, sehingga bisa menjawab tantangan zaman.” Pungkasnya sembari berjalan meninggalkan aula GPS.

Acara yang dihadiri oleh mahasiswa aktif Universitas Pakuan ini tentu menjadi salah satu tempat bagi mereka untuk menambah pengetahuan. Seperti Ikhsan Haris, mahasiswa FEB sekaligus BEM Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unpak, yang turut mengikuti acara ini mengungkapkan alasannya untuk hadir. “Dari temanya sendiri ya jadi punya ketertarikan lah untuk datang. Karena pada dasarnya ini kan sebuah dialog kebangsaan dengan tema kepemimpinan berbasis nilai dengan fondasi ekonomi dan kemajuan negara,” ucap Ikhsan.

Ikhsan juga menyampaikan kesannya setelah mengikuti acara ini. “Intinya ke depannya lebih progresif dan juga mengedepankan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Apa yang menjadi persoalan pada hari ini kita angkat, kita diskusikan, kita perdebatkan dengan kemampuan kritis dan analitis kita. Kita rasionalisasikan, kita buka ruang-ruang dialitika di situ. Acaranya keren, cuma ya lebih ditekankan lagi esensi daripada temanya dan dialognya juga,” lanjutnya kemudian.

Catalyst menjadi Program Kerja BEM FEB yang tentu tidak lepas dari berbagai kendala yang mereka hadapi, dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang sedikit, hingga merubah jadwal acara yang seharusnya berjalan pada 18 Juni, kemudian diundur menjadi 25 Juni 2025. Akan tetapi, acara berjalan lancar hingga selesai, panitia pun menyoroti harapan serta kesannya terhadap program yang mereka garap. “Menurut aku, Catalsyt 2025 ini keren karena udah bisa mengundang Dedi Mulyadi dan ini pertama kali, apalagi beliau ini gen Z banget nih,” tutur Isna. “Untuk harapan, semoga kedepannya bisa mengundang yang lebih menarik lagi aja sih,” pungkas Isna.

 

Peliput: Rheinaya Azura, Irsyad Arif Fadhillah, Dicky Ilham Nudin

Penulis: Rheinaya Azura, Irsyad Arif Fadhillah

Editor: Rahma Trianasari

Posting Komentar

0 Komentar