Ibadah puasa termasuk ke dalam rukun Islam yang ketiga. Rukun Islam sendiri merupakan pilar-pilar dasar dalam agama Islam. Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt.) memberikan perintah kepada seluruh umat muslim untuk melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh yang disebut puasa Ramadan. Puasa Ramadan merupakan ibadah yang harus dilakukan oleh seluruh muslim yang telah mencapai usia balig dan memiliki akal yang sehat. Istilah balig mengacu pada seseorang yang telah mencapai kondisi yang mengharuskannya untuk menjalankan rukun Islam, seperti syahadat, salat, puasa, zakat, pergi haji jika mampu dan ibadah lainnya.
Dalam Bahasa Arab, puasa disebut as-saum atau as-siyam yang artinya menahan diri. Dalam konteks agama Islam mengacu pada praktik menahan diri dari makan, minum, menahan nafsu dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan menghindari berbicara kotor, mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, selama bulan Ramadan atau dalam situasi-situasi tertentu yang telah diatur dalam ajaran Islam.
Sebagaimana yang sudah Allah Swt. sampaikan dalam surah Al-Baqarah ayat 183—185 tentang kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan, puasa wajib dijalankan oleh setiap umat muslim yang sudah memenuhi syarat. Adapun syarat utama yang perlu dipenuhi untuk menjalankan ibadah puasa dalam Islam diantaranya:
- Islam: seseorang yang berpuasa haruslah seorang muslim, karena puasa merupakan perintah Allah kepada umat Islam.
- Balig: seseorang yang berpuasa sudah mencapai usia balig, yaitu usia seseorang secara syar'i dianggap dewasa. Ini berarti seseorang telah mencapai usia pubertas yang menandakan orang tersebut telah cukup matang untuk menjalankan ibadah.
- Aqil: seseorang yang berpuasa haruslah berakal sehat, artinya memiliki kesadaran dan kemampuan untuk memahami makna dan tujuan dari ibadah puasa.
- Tidak dalam keadaan haid atau nifas: wanita yang sedang haid (menstruasi) atau nifas (setelah melahirkan) dilarang untuk berpuasa selama masa haid atau nifas. Mereka diwajibkan untuk menggantinya setelah masa tersebut berakhir.
- Sehat: seseorang yang berpuasa haruslah dalam keadaan sehat yang memungkinkan untuk menjalankan ibadah puasa tanpa membahayakan dirinya sendiri.
- Berada di tempat yang tidak ada keraguan tentang waktu fajar (Subuh) dan terbenamnya matahari (Maghrib): ini adalah syarat teknis yang berlaku bagi mereka yang tinggal di daerah dengan perubahan waktu yang signifikan antara siang dan malam.
- Kadar besarnya pahala hanya Allah Swt. saja yang tahu. Jika amal lain mendapatkan kelipatan pahala 10 kali lipat hingga 700 kali lipat, maka puasa bisa lebih dari itu.
- Amal kebaikan lain bisa menjadi kaffaroh (penebus kesalahan) terhadap orang lain, kecuali puasa.
- Puasa sebagai tameng. Tameng dari perbuatan kotor, sia-sia, kebodohan, berteriak yang tidak perlu, dan tameng dari api neraka.
- Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan keharuman misk (yang sangat wangi).
- Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menghadap Allah Swt.
- Orang yang berpuasa akan masuk surga dengan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Barangsiapa yang memasukinya, tidak akan kehausan selamanya.
- Perbanyak konsumsi air putih untuk menghidrasi tubuh setelah berpuasa seharian.
- Mulailah berbuka dengan makanan ringan, seperti kurma atau minum air putih, untuk memberi energi.
- Pilih makanan yang seimbang dan bergizi, termasuk buah-buahan, sayuran, protein, dan karbohidrat kompleks.
- Hindari makanan yang berlemak dan berkalori tinggi serta makanan yang terlalu manis atau asin.
- Makan dengan porsi yang sewajarnya dan tidak berlebihan.
- Perhatikan waktu makan agar tidak terlalu terburu-buru, nikmati makanan dengan penuh kesadaran dan syukur atas rezeki yang diberikan Allah Swt.
- Tetap bergerak dan aktif setelah berbuka, seperti aktivitas fisik ringan atau berjalan-jalan untuk menjaga kesehatan tubuh dan memperlancar pencernaan.
0 Komentar