Kembali digelar kegiatan Jalanan Bertasbih Volume VII yang dilaksanakan oleh komunitas Forum Aliansi Seniman Jalanan (FOLUSI SENJA) yang berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya Universitas Pakuan pada Sabtu, 30 Maret 2024 lalu di Terminal Baranangsiang Bogor. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 15.00 – 23.00 Waktu Indonesia Barat. Jalanan Bertasbih merupakan kegiatan beribadah, juga berbagi kebahagiaan yang dirancang oleh komunitas anak jalanan di Bogor. Rangkaian kegiatan pada agenda ini yaitu social invesment, berbagi takjil, santunan anak yatim, workshop, buka bersama, tausiyah, dan hiburan seperti pertunjukan Barongsai dan band musik.
Berawal dari ucapan yang tidak disengaja oleh sekelompok seniman jalanan, munculah ide untuk membuat suatu kegiatan berbagi bersama, menebar kebahagiaan, dan kebaikan yang dikemas dalam satu hari yaitu Jalanan Bertasbih. Haekal selaku Ketua Pelaksana Jalanan Bertasbih Vol. VII mengatakan, “Jalanan bertasbih ini sebenernya udah ada sejak 20 tahun lalu, tapi sempet kepotong tiga tahun karena Covid.” Ujar Haekal.
“Iya, sebenernya Jalanan Bertasbih ini gak pernah mati ya. Pemaknaan eventnya dalam tiga tahun masa Covid itu mungkin gak terlalu disebarluaskan, tetapi kegiatan Jalanan Bertasbih ini tetap ada dengan konsep yang lebih internal. Karena menurut gua, bertahannya Jalanan Bertasbih selama 20 tahun ini bukanlah hal yang sederhana. Gua selaku tamu, ya ini perlu diapresiasi atas konsistensi nya yang tidak putus.” Sambung Vikri selaku pengisi acara.
Tujuan utama dari kegiatan Jalanan Bertasbih ini yaitu berfokus pada kegiatan ibadah dan berbagi, yang dimana mereka memperoleh uang melalui kegiatan “mengamen” (menampilkan suatu pertunjukan di jalanan). Pemerolehan uang hasil “mengamen” tersebut kemudian dikumpulkan untuk didonasikan kepada penduduk Palestina.
Vikri pun menjelaskan dalam wawancara, “Menariknya dari Jalanan Bertasbih ini, mereka fokus untuk berbagai, berbagi untuk saudara-saudara di Palestina, teman-teman di jalanan, dan berbagi kepada yang membutuhkan. Tanda kutip, mereka ini sebenarnya juga membutuhkan, jadi menurut gua dari Jalanan Bertasbih ini kita bisa belajar menjadi manusia yang benar-benar manusia. Tidak ada halangan untuk kita berbagi, meskipun kita tergolong orang yang membutuhkan juga. Itu, sih makna yang gua tau dari jalanan Bertasbih ini.”
Kegiatan Jalanan Bertasbih ini dilaksanakan oleh teman-teman komunitas jalanan yang berkolaborasi dengan mahasiswa kampus. Haekal menjelaskan bahwa sebelumnya Jalanan Bertasbih sudah melakukan kerja sama dengan teman-teman mahasiswa Bogor, terutama dari Universitas Pakuan, tetapi hanya dalam konteks kerja sama sebagai pengisi acara. Pada kesempatan kali ini, Jalanan Bertasbih lebih bersinergi dengan teman-teman mahasiswa, yaitu UKM Seni Budaya Universitas Pakuan, yang dimana isi dari panitia dan rangkaian acara kegiatan diatur bersama oleh rekan UKM dan teman-teman jalanan.
Dalam sistem promosi kegiatan, Haekal menambahkan, “Yang anehnya, acara ini tuh kan acara kecil, ga pernah promosi lewat mana pun, cuma dari mulut kemulut aja. Tapi saat itu pernah hadir pengunjung dari Jerman, yang saya pun gak tau informasi yang mereka dapatkan soal kegiatan ini dari mana asalnya. Kita sebenernya ga mau acara ini banyak banget pengunjung, karena dikhawatirkan kita gak bisa membendungnya.” Kata Haekal.
“Yang hadir di kegiatan ini sih tadi ada dari instansi-instansi juga politisi, karena kita tidak membatasi harus siapa yang datang. Soalnya, aku pikir ini acara untuk semua, bukan hanya acara aku saja, jadi semua bisa menghadiri acara ini, yang dimana mereka juga harus menjaga tanggung jawabnya dan menjaga ketertibannya,” jelas Haekal mengenai sasaran audiens dari Jalanan Bertasbih.
Terdapat pula tantangan dalam menciptakan event yang diinisiasi oleh kalangan jalanan ini, pada tahap awal pembuatannya pun banyak menemui pro dan kontra di dalamnya.
“Beratnya tantangan dalam mewujudkan event ini, kalau kebanyakan orang bikin event dengan bahasa berdarah-darah, kalau ini berdarah beneran. Karena, saya juga kan berasal dari jalanan seperti ini, kehidupan entertaint saya saat ini berasal dari event-event seperti ini. Dulu awal pembuatan kegiatan ini banyak pro dan kontra, kita saling berdebat argumen bahkan bisa dikatakan adu fisik pun sempat. Namun, karena kita memiliki argumen yang kuat, orang yang saling pukul itu pun akhirnya uluh dan ikut duduk bersama juga di event ini.” Ujar Vikri.
Adapun Galuh, salah satu pengunjung kegiatan Jalanan Bertasbih Vol.VII ini turut berkomentar, “Acara ini berjalan sangat baik, berbagi ke teman-teman Palestina sangat mulia buat dilakukan, karena kita manusia yang setara, jadi harus saling bantu terhadap sesama manusia. Selain itu, acaranya juga seru dan banyak kegiatan positif lainnya seperti berbagi takjil, tausiyah, ditambah musik hiburan juga yang semakin seru.”
Haekal juga memaparkan harapannya agar kegiatan Jalanan Bertasbih ini bisa terus beregenerasi. Ia menekankan, bahwa seusai masa jabatannya berakhir selaku Ketua Pelaksana Jalanan Tasbih, akan dilanjutkan oleh penerusnya, juga oleh orang-orang yang mau dan tetap berkeinginan belajar bagaimana cara mengadakan kegiatan seperti ini kedepannya.
Muhammad Nabil Farrel Ramadhan
Nida Putri Awaliyah
Alma Rosanna Larasati Maweikere
0 Komentar