Mengudara di Era Multi-Platform: Proyek Siaran Mahasiswa FISIB Pakuan yang Menginspirasi

 


Sumber: Dokumentasi Pribadi Beranda Pers

Beranda Pers - Dunia siaran kini tak lagi hanya berkutat di balik mikrofon. Inilah yang ditunjukkan oleh para mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, konsentrasi Televisi, Radio, dan Media Baru 1 (TRMB) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB), Universitas Pakuan Bogor melalui proyek akhir mata kuliah Penulisan Naskah Radio pada Sabtu, 21 Juni 2025. Acara ini bertempat di Laboratorium Penyiaran gedung FISIB lantai 4. Di bawah bimbingan dosen praktisi Mey Cresentya Rahail, S.T., mereka sukses menghadirkan siaran radio multiplatform yang bukan hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga bekal berharga menuju dunia kerja.

Muhammad Adzani Ariul Fatah selaku pemimpin redaksi podcast, memegang peranan penting dalam memastikan kualitas siaran. Ia bertugas mencari berita, menentukan reporter yang akan meliput, dan turut mendampingi mereka saat peliputan di lapangan.  “Kalau reportasenya kurang, ya saya suruh ulang. Setelah itu baru video diedit oleh editor,” jelas Adzani. Ia menyebut beberapa peralatan yang digunakan selama produksi, seperti kamera, tripod, lighting, dan radio. Sementara untuk dirinya sendiri saat turun ke lapangan, Adzani menggunakan mic clip-on dan kamera profesional.  “Kesan dan pesannya? Seru banget, keren, dan pastinya berguna banget buat di portofolio. Harapannya, semoga tahun depan acara ini bisa lebih keren, lebih gokil, dan lebih bersinar lagi,” ucapnya antusias.  

Bagas Saputro, Produser program, menggambarkan konsep siaran kali ini dengan analogi yang unik: supermarket. “Ada etalase, ada box buah-buahan, dan setiap segmen punya maknanya masing-masing,” ujar Bagas.  Program ini terbagi dalam tiga bagian utama: pembacaan berita, wawancara dengan mahasiswi Indonesia yang berkuliah di Korea, serta sesi berbagi pengalaman bersama alumni FISIB, dan penyiar legendaris, Indi Barends. 

“Target audiens kita luas karena ini siaran multiplatform, jadi tidak hanya untuk anak-anak Pakuan, tetapi juga untuk daerah lebih luas. Yang penting, audiens bisa relate dengan tamu kita, terutama Indi Barends,” tambah Bagas.

Bagas juga menjelaskan, bahwa kegiatan ini bukan hanya tugas akhir, tetapi juga investasi pengalaman untuk praktik kerja lapangan (PKL) dan portofolio mahasiswa. “Alasan kami memilih guest star seperti Indi Barends adalah karena beliau legenda dunia radio, dan alumni juga kami angkat untuk mengapresiasi mereka yang telah berpengalaman di dunia public speaking,” jelasnya. 

Mey Cresentya Rahail, S.T., dosen pengampu mata kuliah ini, mengaku bangga melihat semangat mahasiswa dalam menjalankan proyek siaran ini.  “Harapannya, teman-teman bisa mengimplementasikan teori dari kelas ke praktik langsung. Sekarang, radio harus multiplatform, dan saya bangga karena mereka bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik, mulai dari menghadirkan narasumber hebat, hingga teknik siarannya yang bagus,” katanya.  Ia menekankan pentingnya kemampuan siaran yang mumpuni di dunia kerja saat ini. “Dunia kerja sekarang butuh Sumber Daya Manusia (SDM) penyiaran yang berkualitas dan saya percaya itu ada di mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIB Pakuan,” tegasnya.

Dari Jakarta ke Bogor demi siaran, sosok bintang tamu utama, Indi Barends, memberikan kesan yang sangat positif terhadap acara ini. Meski harus menembus kemacetan Jakarta di hari Sabtu, ia tetap meluangkan waktu untuk hadir di Universitas Pakuan.  “Biasanya ibu-ibu hari Sabtu maunya leha-leha di rumah. Tapi begitu dapat undangan ini, langsung aku terjang macet, karena aku tahu momen ini pasti menarik,” ungkap Indi.  Bagi Indi, acara ini terasa personal karena mengingatkan pada masa-masa awal kariernya sebagai penyiar radio. “Senang banget bisa siaran lagi, bertemu teman-teman dari dunia broadcast, cerita tentang pengalaman siaran, dan ngobrol-ngobrol interaktif dari pertanyaan yang masuk via YouTube,” tambahnya.  

Ia pun menutup dengan pesan penuh semangat. “Lanjutkan! Karena kalau cuma Tiba-Tiba Suddenly terus tiba-tiba berhenti sayang banget udah ada ilmunya, udah ada kemampuannya terus berhenti,” pungkas Indy. Proyek ini menjadi bukti bahwa mahasiswa FISIB Universitas Pakuan tak hanya belajar di kelas, tetapi juga mampu menciptakan karya nyata yang relevan dan berkualitas. Semoga semangat dan kreativitas ini terus menyala, menerangi jalan menuju masa depan dunia penyiaran Indonesia yang lebih cerah.
Peliput: Muhamad Affandi, Muhamad Rizky/ Penulis: Muhamad Nabil Farrel Ramadhan
Editor: Rahma Trianasari

Posting Komentar

0 Komentar