LIKA-LIKU PELANTIKAN PRESIDEN MAHASISWA





          Pelantikan Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan, Ramdhani akhirnya dilaksanakan. Penyematan tersebut digelar pada Kamis, 30 Januari 2019 di aula rektorat. Kegiatan itu turut dihadiri Direktur Kemahasiswaan Arif Budianto, perwakilan BEM BLM Fakultas, UKM, dan Himpunan Mahasiswa. Pelantikan ini menjadi catatan demokrasi yang dijalankan organisasi kampus, khususnya Universitas Pakuan. Terlambatnya Ramdhani diresmikan secara birokrasi pun menjadi evaluasi yang harus dihadapi dengan saling bahu membahu bagi organisasi kampus agar kedepannya hal-hal yang sebelumnya menghambat peresmian presiden mahasiswa tidak terulang kembali. 
Dalam sambutannya, Ketua BLM KBM Universitas Pakuan Weno Yapperson akui adanya keterlambatan periodesasi organisasi. "Kami dipercaya untuk mempersiapkan pelantikan BEM KBM, dan adanya keterlambatan periodesasi organisasi.  Dengan imbauan dari rektorat untuk semua kelembagaan lebih kooperatif dalam menyampaikan aspirasinya untuk Universitas Pakuan," ucapnya.  


8 bulan adalah waktu yang cukup lama bagi ketua BEM kampus dapat menjabat secara resmi. Permasalahan utama yang dihadapi ketika Presma terpilih adalah karena wakil presma yang mencalonkan diri bersama sudah lulus dari Unpak dan digantikan dengan wakil baru. Ramdhani mengatakan, proses pelantikan dirinya yang sebelumnya dijadwalkan pada Desember 2019 tidak dihendaki BLM KBM karena tidak adanya sosialisasi yang seharusnya dilakukan. "Sebenarnya yang kemarin mungkin ya itu saya anggep bukan pelantikan melainkan forum diskusi. Karena kalau misalkan kita berbicara tentang pelantikan kan artinya harus ada yang disematkan kaya tadi. Adanya sumpah pembacaan dan sebagainya, tapi memang ada beberapa hal yg mungkin tidak diizinkan, dan mungkin BLM secara pribadi pun menghendaki itu," ujarnya. 

          Adanya ketidak sepahaman antara Presma terpilih dan organisasi-organisasi lainnya diselesaikan dengan jalur sosialisasi yang dilakukan pada 2 pekan sebelumnya. Dalam sambutannya pun, ia menjelaskan sedikit mengenai pemilihan raya yang mengajarkan alur demokrasi. "Pertemuan awal ini tidak akan menjadi pertemuan yang ada akhirnya. Seyogyanya mahasiswa tidak lepas dari tanggung jawabnya untuk mengingatkan mahasiswa lainnya," jelas Ramdhani. Ia pun ingin  memastikan kedepannya untuk mewujudkan cita-cita Universitas Pakuan menuju unggul, mandiri, berkarakter dan berharap agar melalui Pemira dapat mendewasakan diri melalui demokrasi. Potret pemilihan umum yang dilakukan di instansi pendidikan tinggi adalah pembelajaran berpolitik, demokrasi, dan rasa tanggung jawab yang akan diemban seluruh civitas akademika setiap perguruan tinggi. 

Reporter: Zintan, Vina 

Posting Komentar

0 Komentar