Aksi Momentum
dan Menyambut hari Sumpah Pemuda Universitas Pakuan Bogor
Sumber Gambar : Beranda Pers
Pada (28/10/2021), aksi momentum dan menyambut hari sumpah pemuda dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Pakuan Bogor di Tugu Kujang. Peserta yang mengikuti aksi kurang lebih ada 200 orang. Aksi tersebut bertujuan untuk mengekspresikan sekaligus menyampaikan aspirasi kepada pemerintah Kota Bogor dan memberikan kecerdasan untuk masyarakat Kota Bogor agar mengingatkan bahwa sumpah pemuda ini harus kembali terus dipertahankan. Dipilihnya Tugu Kujang sebagai tempat untuk memberikan aspirasi, karena tempat tersebut menjadi pusatnya mobilitas Kota Bogor. Jadi, ketika sedang mengadakan kegiatan apapun agar bisa menarik perhatian pejabat-pejabat agar bisa turut hadir ke titik aksi.
Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Univesitas Pakuan Bogor ialah memberikan pernyatan sikap untuk pemerintah Kota Bogor dan DPRD Kota Bogor. Ada delapan poin untuk mendesak pemerintah Kota Bogor, (1) ancaman spiral divisi ekonomi, (2) menghapuskan kesenjangan dan menciptakan kesejahteraan sosial di segala sektor kehidupan seadil-adilnya, (3) menyelesaikan segala permasalahan sosial yang ada di kota Bogor, (4) menggunakan dana APBD dan dana subsidi lainnya yang masuk ke dalam kas kota Bogor dengan sebaik-baiknya juga memprioritaskan kesejahteraan masyarakat dan menindas segala bentuk proyek infrastruktur, (5) mendesak pemplot kota Bogor untuk berperan dalam menegakkan HAM tanpa kecuali, (6) menuntut pemplot Kota Bogor untuk menghapuskan benda-benda yang tidak relevan serta segerakan pemerataan kuota internet dan vaksinasi di bidang pendidikan, (7) menuntut Kapolres untuk memberikan klarifikasi pernyataan langsung untuk perlindungan HAM yang sampai saat ini belum tuntas penangannya, (8) mendesak wali kota dan wakil wali Kota Bogor untuk mundur apabila tidak dapat memenuhi HAM dan poin-poin di atas yang seharusnya diperoleh setiap masyarakat kota Bogor.
Poin
di atas merupakan pernyataan sikap mahasiswa kepada para pemerintah kota Bogor,
tetapi pemerintah lebih mengutamakan infrastruktur sedangkan yang kita kaji ialah
spiral deflasi ekonomi. Dengan adanya aksi tersebut para mahasiswa merasa
kecewa karena tidak adanya pemerintah yang datang untuk mendengarkan pernyataan
sikap tersebut. Kami para mahasiswa mengharapkan kedatangan Bima Arya dan
Kapolres Kota Bogor, namun disayangkan dari pihak pemerintah Bima Arya, wakil
dan Kapolres Kota Bogor tidak memberikan klarifikasi apa pun bahkan tidak ada
tanggapan. Mereka hanya menganggap untuk mengamankan mahasiswa, pada akhirnya mahasiswa
hanya bisa menunjukkan sikap kecewa, kurang puas dengan jawaban dari Kapolres
dan para mahsiswa mulai mengundurkan diri sebelum ada hal yang tidak diinginkan
terjadi, entah dari pihak kita maupun aparat karena suasana aksi sudah tidak
kondusif. Tetapi aksi ini belum berakhir dan akan ada aksi selanjutnya, karena
kami rasa tuntutan-tuntutan ini belum sampai kepada pemerintah Kota Bogor dan Kapolres.
Dari kegiatan aksi tersebut tersimpan berbagai harapan dari Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan dan Koordinator lapangan yang menjalankan aksi.
“Yang pertama jelas tuntutan kita itu di aminkan oleh petinggi Kota Bogor bukan hanya di iyakan tapi dilakukan atau realisasikan itu si poin pentingnya. Karena mengingat aksi-aksi yang sebelumnya itu oleh pemerintah diterima atau ditandatangani, tapi sampai saat ini tidak ada tindakannya. Terkasus juga dievaluasi kita itu perihal pelanggaran HAM. Bahkan dari kepolisian 2019 sudah ada laporan kita untuk kepolisian tetapi kurang respon maka dari itu aksi ini juga meminta untuk tanggung jawab dari kepolisian terkait masalah tersebut. Lebih parahnya korban itu mahasiswa kita sendiri, pun tidak ada respon juga dari kapolres dan sampai sekarang tidak dilanjuti oknum tersebut, dia hanya dipindahkan ke suatu tempat dan media bahkan juga tidak follow up kembali si masalah ini ke media sampai sekarang.” Ujar Arif Bustanudin Aziz selaku Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan.
“Pihak-pihak
terkait entah dari pemerintah maupun pihak Kapolres Kota Bogor. Karena kita
juga menyangkut kasus HAM yaitu oleh mahasiswa Universitas Pakuan di tahun 2019
itu juga belum ada Follow upnya di media sosial. Meskipun ada beberapa
media menaikan hal itu, tapi tidak di goreng sama sekali kan maksudnya kasus
ini penting. Ada juga evaluasi buat Kapolres Kota Bogor dan juga kasus
pembunuhan pelajar di sebuah gang juga tidak belum ditindak lanjuti dari kepolisian.
Dan kami juga minta keterangan atas kesejahteraan sosial dan perekonomian entah
dana lokasi pengguna APBD, vaksinasi yang merata dan kuota internet kemdikbud.
Namun disayangkan kita tidak mendapatkan keterangan yang kita terima, mungkin
harapannya iya mudah-mudahan nanti kita bisa mengingat lagi pemerintah kota
Bogor untuk pertanggung jawabnnya.” Ujar Pramudya Fajar Perdana selaku
Koordinator lapangan aksi.
0 Komentar