Sumber: Dokumentasi Reporter Beranda Pers
Bogor, Beranda Pers — Jembatan Cikereteg, yang menghubungkan antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, yang mengalami longsor pada 27 Februari lalu, mengakibatkan berbagai macam kendaraan tidak dapat melalui jembatan tersebut.
Pada Rabu, 15 Maret 2023, jembatan tersebut akhirnya dapat kembali beroperasi dengan menggunakan jembatan sementara yaitu Jembatan Bailey yang resmi dibuka pada hari Senin, 13 Maret 2023. Jembatan tersebut beroperasi dengan menggunakan sistem one way dengan dua shift yang beroperasi pada jam 7 pagi hingga jam 7 malam dan beroperasi kembali pada jam 7 malam hingga jam 7 pagi yang dijalankan oleh Dinas Perhubungan (DISHUB) dan juga Polres setempat. Hal ini sangat bermanfaat bagi para masyarakat sekitar walaupun hal ini masih kurang efektif.
Sistem one way ini, mengakibatkan kemacetan karena jembatan ini menghubungkan antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Kendaraan yang boleh melewati jembatan ini hanya kendaraan kecil saja, dan tidak diperuntukkan untuk kendaran dengan bobot yang besar. Hal ini sudah di tentukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikarenakan kapasitas jembatan yang kurang mumpuni.
“Jembatan ini diperuntukkan kedaraan kecil karena kapasitas juga terbatas karena getaran atau apa, sedangkan disampingnya ada pembangunan jembatan, dan memang untuk sebaiknya ditutup jadi tidak terganggu pada saat pembangunan namun, kepentingan masyarakat juga perlu diperhatikan tapi tentunya dua ini harus ada pemahaman masyarakat yang tidak memaksakan melintasi ini dengan bobot yang berat yang sudah di tentukan PUPR. Kami Dishub hanya sekedar membantu arus lalu lintas saja.” Ujar Tri, selaku Penanggung jawab Dishub sesi 1.
Sementara untuk solusi bagi kendaraan dengan bobot yang besar, dapat melewati jalan tol Bocimi dan juga jalan alternatif Cibedug.
“Prioritas kendaraan berat lewat tol Bocimi jalan alternatif ada di Cibedug, jadi pada saat penutupan total lewat Cibedug tembusnya Panca Wati nanti ke kreteg.” Sambungnya.
Kemacetan tidak bisa dihindarkan karena membludaknya kendaraan yang akan melintas melewati jembatan tersebut. Banyak juga yang tidak patuh oleh arahan petugas sehingga menambah kemacetan seperti melanggar aturan tinggi kendaraan, sehingga akhirnya petugas harus memberi arahan putar balik dikarenakan tinggi maksimal yang boleh melewati jembatan tersebut hanya 2,1 meter saja.
Banyak keresahan yang diutarakan para warga setempat yang salah satunya mengeluh pendapatan mereka yang menurun.
"Terbantu sama jembatan ini walaupun pendapatan menurun." Ujar Dodi selaku warga setempat.
Tak banyak juga toko yang terlihat dari bahu jalan, dikarenakan adanya jembatan sementara beserta alat-alat berat. Hal ini sangat merugikan warga setempat karena sebagian besar mata pencaharian mereka ada di daerah tersebut. Dalam mengoperasikan jembatan ini, banyak pihak yang terlibat seperti Kementrian PUPR, Dishub, masyarakat setempat, dan beberapa pihak Kepolisian. Para warga juga berharap pemerintah pusat untuk mempercepat penyelesaian jembatan tersebut dikarenakan aktivitas warga yang sangat terhambat, dan menyebabkan kemacetan yang panjang.
Reporter :
Muhammad Rizki Maulana
Putra Yassa Galuh
Editor :
Muhamad Rifaldi Zulnadri
0 Komentar