Sharing Session Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025

dnndn
Sumber: Dokumentasi Pribadi Reporter Beranda Pers

Beranda Pers - Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) merupakan rangkaian kegiatan yang diakomodir atau diberikan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), seperti Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), kemudian Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas). Sharing Session P2MW telah dilaksanakan di Universitas Pakuan (Unpak) pada Senin, 03 Februari 2025 Pukul 09.00 hingga 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) yang bertempat di Ruang Teater Bisnis Digital lantai C3.3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tujuan dari P2MW ini adalah untuk membekali minat bakat untuk mahasiswa yang mempunyai inovasi dan mempunyai jiwa enterpreneur atau jiwa wirausaha.

Adapun tahapan P2MW, yaitu:

1. Sosialisasi pelatihan dari dosen pembimbing

2. Sharing Session

3. Bimbingan teknis penyusunan proposal

4. Mahasiswa membuat proposal

5. Review internal

6. Seleksi Internal

Bayu Dwi Prasetyo, S.E., M.M., selaku Satuan Tugas (Satgas) sekaligus penanggung jawab acara P2MW menjelaskan bahwasanya acara ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), melainkan Fakultas lain pun bisa mengikuti. “Bukan serta merta kegiatan wirausaha ini hanya diminati oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis bahwasanya jiwa wirausaha itu bisa dari mana pun, nah kebetulan di kita ada FEB, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB), Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Vokasi. Cuman memang program ini dikhususkan persyaratannya untuk sarjana S1,” ucapnya.

Bayu juga menjelaskan dana yang diberikan kepada mahasiswa mulai dari 15 juta hingga 20 juta, juga ada dua tahapan, yaitu tahapan awal dan tahapan bertumbuh. “Total pendanaan untuk tahapan awal itu 15 juta dan total pendanaan tahapan bertumbuh 20 juta, jadi mahasiswa itu punya peluang besar untuk bisa mengikuti program P2MW ini,” jelas Bayu.

Bayu juga menambahkan dana tersebut untuk dana awal. “Sifatnya ini adalah pemerintah memberikan dana itu untuk modal awal, selebihnya itu pengembangan. Contoh tahapan awal itu apa produk yang memang belum dijual ke pasar, jadi masih prototipe, nah berarti pemerintah ketika dia lolos dia dapat misalkan dana maksimum 15 juta misalkan yang disetujui 13 juta, nah total pertama itu titik maksimum nanti nilai approve-nya 7 juta, 8 juta, 12 juta tergantung daripada spesifik proposal kita yang didanai atau tidak, nah kalo tahapan bertumbuh adalah yang memang usaha tersebut sudah berjalan dan sudah punya arus khas penjualannya itu masuk ke tahap bertumbuh. Nah, Dino itu sebagai contoh Bigstone Riverside total pendanaan 20 Juta dia mengajukan lolos 17 Juta,” tambahnya.

Dino Sukma Wijaya, salah satu Mahasiswa FEB yang mengikuti P2MW dan mendapat Juara 1 KMI Expo 2024 tahap bertumbuh. Ia menjelaskan terkait lomba ini. “Ini tuh jatuhnya lomba juga, namun ini lebih ke tempat hibah, kita ini penerima dana hibah dari Kementerian Pendidikan gitu, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mana dana ini digunakan untuk mahasiswa sebagai wadah untuk mereka berwirausaha. Setelah kita menerima dana hibah tersebut, hasil karya yang telah dibuat oleh mahasiswa ini dilombakan lagi di acara puncaknya, yaitu KMI Expo,” ungkap Dino.

Dino pun mengatakan bahwa bisnis mereka masih beroperasi sampai saat ini. “Masih, kebetulan itu bisnis tahap bertumbuh, jadi masih beroperasi sampai sekarang dan kebetulan yang mengelolanya mahasiswa, jadi memang itu bisnisnya teman saya jadi kita yang ngelola, kita juga minta bantuan dana dari pemerintah untuk memajukan desa tersebut sebagai desa pariwisata,” tambahnya.

Salma, seorang mahasiswa FEB semester dua menyampaikan mengapa ia tertarik mengikuti P2MW. “Tertariknya itu karena kita selain bisa bikin ide, kita juga dapat bimbingan, mungkin bisa menambahkan experience, portofolio, dan challenge juga,” ucapnya.


Peliput/Penulis: Dicky Ilham Nudin, Dean Alfrid Fiddinan Islam

Editor: Rahma Trianasari

Posting Komentar

0 Komentar