Aksi Simbolis BEM SI Wilayah Jabodetabek Banten Sebagai Penutup Rapat Kerja dan Memperingati September Hitam.

 

Aksi Simbolis BEM SI Wilayah Jabodetabek Banten Sebagai Penutup Rapat Kerja dan Memperingati September Hitam.

Sumber: BerandaPers

Aksi simbolis BEM SI Wilayah Jabodetabek Banten dalam memperingati “September Hitam” di gelar di Tugu Kujang, pusat Kota Bogor. Aksi ini memperingati berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang banyak terjadi di bulan September. Seperti pembantaian 1965-1966, tragedi Tanjung Priok 1984, tragedi Semanggi II 1999, pembunuhan Munir 2004, dan brutalitas aparat dalam aksi Reformasi Dikorupsi.

BEM SI wilayah Jabodetabek Banten sebelumnya telah mengadakan rapat kerja wilayah pada tanggal 20-22 September di Puncak, Bogor. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun solidaritas antar instansi BEM yang ada di seluruh Indonesia agar tetap berkontribusi kepada masyarakat yang dimana merupakan peran mahasiswa itu sendiri. Rapat kerja wilayah membahas tentang evaluasi arah gerak BSJB dan BEM SI yang nantinya akan dilaksanakan di Rapat Kerja Nasional, evaluasi ini bertujuan untuk meninjau kembali apa saja yang belum optimal dan harus dioptimalkan dalam segi isu maupun pengabdian, dan menentukan arah gerak perjuangan ke depan selama satu periode kepengurusan dalam aliansi BEM SI. Hasil rapat tersebut menghasilkan output yang kongkrit untuk kemudian akan dibahas kembali dalam Rakernas dan diaplikasikan di wilayah-wilayah itu sendiri. BEM-KBM Universitas Pakuan sendiri kemudian akan melaksanakan hasil dari rapat kerja itu di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

Rapat kerja wilayah tahun 2021 ini dihadiri oleh berbagai kampus yang ada Jabodetabek Banten diantaranya Universitas Esa Unggul, Universitas Indoneisa, Universitas YARSI, Universitas Djuanda, Universitas Pakuan, Tantri Abeng University, UPN Veteran Jakarta, Institut Stiami, Indonesia Banking School, dan masih banyak lagi. 

Aksi simbolis yang dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021di Tugu Kujang, Bogor adalah sebagai penutup Rapat Kerja BEM SI Wilayah Jabodetabek Banten dan sekaligus sebagai bentuk pemantik elemen-elemen masyarakat maupun mahasiswa agar tetap mengingat bulan September yang dimana banyak terjadi peristiwa pelanggaran-pelanggaran HAM.

Dipilihnya tugu kujang sebagai titik untuk aksi simbolis ini karena disana banyak orang berlalu lalang. Mereka mencari tempat yang sangat efektif untuk menyuarakan suara-suara mereka. Sebelumnya aksi ini akan dilaksanakan di Istana Negara tetapi setelah berkoordinasi mereka mendapatkan kesulitan dalah hal perizinan.

“Yang penting bisa di maksimalkan substansi untuk di sampaikan. Dari pada harus berhadapan dengan hal hal yang tidak diinginkan. Karena teman-teman sudah melaksanakan rapat kerja wilayah selama tiga hari, jadi kita juga melihat situasi kondisi teman teman. Ditugu kujang ini juga menjadi sebuah simbol menjadi harapan saya untuk kedepan, karena eskalasi dari pada isu ini tentunya dari BEM SI akan terus di tingkatkan.” Ucap ketua BEM Universitas Esa Unggul selaku Koordinator Wilayah BSJB.

Terakhir, Rizki Alfarizi berharap perjuangan dan pergerakan mereka mendapatkan support yang besar dari masyarakat. “Saya yakin, semuanya pasti tidak mau di tindas, semuanya tidak mau dibungkam, semuanya punya kebebasan. Pemerintah ini sudah banyak basa basi. Mahasiswa memiliki tanggung jawab secara moral dan sudah semestinya untuk mengabarkan hal hal yang tidak direalisasikan oleh para pejabat kita. Sehingga harapan saya adalah mahasiswa tidak usah terpolarisasi, terdikotomi oleh gerakan apapun. Yang penting semuanya mau turun suarakan. Negara ini negara demokrasi. Kita juga sudah demokrasi, artinya harus mengembalikan dalam keadaan utuh makna dari demokrasi itu sendiri.  Jadi ini terus di laksanakan dari kampus manapun diwilayah manapun.”

Adapun harapan yang disampaikan oleh Arif Bustanudin Aziz selaku Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan yang juga ikut dalam aksi simbolis tersebut

“Harapan dari saya, ketika mahasiswa turun kejalan tidak lagi membahas tentang identitas dan polarisari”.

Dia berharap apapun identitas, latar belakang, organisasi maupun elemen masyarakat ataupun mahasiswa ketika aksi bersama-sama membahas substansi dan kebenaran yang di perjuangkan.

“Hari ini yang perlu dibangun adalah gerakan kita, isu yang mau dibawa dan substansi yang harus kita perjuangan bersama-sama” Pungkas Arif selaku Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan.

Posting Komentar

0 Komentar