Sumber : beranda pers
Pelatihan pemasaran UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menegah) sepatu sendal yang dilakukan oleh Wiradesa Universitas Pakuan di Desa Sukamakmur. Kegiatan ini dilakukan karena mendapatkan hibah dari dinas pendidikan dan kebudayaan. Wiradesa universitas pakuan bekerja sama dengan BUMDes Makmur Anugerah Lestari Sukamakmur dengan tujuan menggembangkan UMKM alas kaki sepatu sendal yang ada di desa tersebut. Dipilihnya UMKM sepatu sendal sebagai program wiradesa karena potensi peluang pasar sangat besar, sehingga panitia membantu menggembangkan UMKM ini dari yang tadinya konvensional menjadi pemasaran digital melalui market place yang ada di Indonesia. Pelatihan pemasaran UMKM dilaksanakan di Desa Sukamakmur karena wilayahnya yang dekat dengan Universitas Pakuan dan tim wiradesa sendiri sudah saling mengenal dengan dengan kepala desanya. Selain itu, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Sukamakmur sudah bekerja sama dengan Universitas Pakuan.
Pelaksanaan
wiradesa ini sudah berlangsung dari bulan Juni dan
berakhir di bulan Desember. Pelatihan ini dilaksanakan
sebanyak empat kali. Pelatihan pertama dilaksanakan pada tanggal
21 September dengan penyampaian materi tentang
E-commerce, pelatihan kedua pada tanggal 29 September
dengan materi digital marketing, pelatihan ketiga pada tanggal 7 Oktober
dengan materi keuangan dan sosial media, dan terakhir ditutup pada tanggal 12 Oktober dengan materi
K3. nantinya tim wiradesa akan terjun langsung dan memberi arahan berdasarkan
materi yang sudah disampaikan oleh pemateri seperti bagaimana memproduksi
sepatu sandal sesuai SNI (standar nasional indonesia) kepada para UMKM sepatu
sendal Desa Sukamakmur.
Selain
diadakannya pelatihan UMKM, wiradesa Universitas
Pakuan juga turut membantu masyarakat Desa
Sukamakmur seperti bercocok tanam. Mereka
juga membantu BUMDes Makmur Anugerah Lestari dalam mengelola
keuangn di BUMDes dengan baik. Setiap pertemuan pelatihan
ini diikuti oeh 12 UMKM, ketua BUMDes Makmur Anugerah Lestari, dan beberapa
mahasiswa Universitas Pakuan.
Sedangkan untuk jumlah panitia ada 30 orang, yang terdiri dari 25 peserta dan 4
kelembagaan baik ketua umum Himpunan Mahasiswa
Menejemen, akuntansi, BEM dan BLM Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
“Dunia
kampus ingin berbagi ilmu dengan teman-teman UMKM, bagaimana mereka mengatur
keuangnya, cara mencatat laporannya, bagaimana mereka tahu laba ruginya dan
pada akhirnya penjual tidak hanya sekedar ingin mendapatkan nilai rupiah, tapi
bagaimana nilai rupiah itu menjadi terus bertambah, bagaimana usahanya terus
lanjut dan menambah tenaga kerja yang lain. Sehingga saya berharap mereka
meyakinkan diri bahwa usaha yang mereka tekunin bisa berkembang, maju, dan pada
akhirnya kebutuhan tarap hidup mereka dapat meningkat.” Pungkas Bapak Agung Fajar Ilmiyono.,S.E., M.Ak., AWP., CTCP.,
C.F.A.,CNPHRP.,CAP sebagai pemateri pertama dengan tema keungan.
Menurut pemateri kedua yaitu Bayu Dwi Prastyo SE
MM, pemasaran yang dilakukan oleh sosial media bisa berupa instagram, Facebook, Youtube, Twitter, dll.
Akan tetapi yang saya angkat di desa Sukamakmur ini menggunakan media sosial Instagram. Saya
rasa Intagram sendiri sudah menjadi kebutuhan sehari hari untuk kita yang
sudah mengetahui teknologi digital. Karena rata-rata
masyarakat sekarang menggunakan media
sosial untuk berbelanja. Yang kedua adalah matket place, yaitu sosial media yang memang mempunyai
brand seperti bukalapak, shoppe, lazada dan lain-lain. Dengan tujuan konsumen
mengetahui produk yang ditawarkan dari
UMKM Desa Sukamakmur. Materi ini bertujuan untuk para UMKM menggunakan sosial
media dan digital marketing untuk menggenalkan prodak mereka khususnya alas
kaki ke calon konsumen. Alhamdulillah kita Fakultas Ekonomi Bisnis lolos dalam
program Wira Desa dari dikti, kita membangun mainset mahasiswa untuk bisa
memajukan dan pengabdian kepada masyarakat khusunya Desa Sukamakmur dengan
membangun digital marketing. Tujuannya mahasiswa mendampingin mereka untuk
mendownload aplikasih digital marketing karena tidak semua produsen Sukamakmur
mengetahui teknologi tersebut, mahasiswa memperkenalkan online shop yang lagi
trending saat ini.
Sumber : Beranda Pers
Salah satu UMKM yang ada di desa Sukamakmur sudah
berjalan hampir sepuluh tahun. Dalam sepuluh tahun berdiri, UMKM ini sudah
menghasilkan 50 model sepatu atau sendal. Harga yang dipasang bermacam macam,
mulai dari 50 ribu. Namun untuk harga kodinya mulai dari 900 ribu. UMKM sepatu
sendal di produksi dari hari senin sampai jumat. Setiap harinya biasa
memproduksi 6 kodi. Produknya di distribusikan ke pasar komersial hingga market
place digital seperti Lazada. Saat ini UMKM sepatu sendal mengalami kendala karena adanya pabdemi
Covid-19 yang membuat penghasilan mereka turun drastis. UMKM ini memiliki
brand sendiri yaitu Zahra Shoes dan Alea Shoes. Sepatu yang mereka produksi sudah di distribusikan di luar Pulau Jawa yaitu Bali dan Sumatra.
Harapan dari ketua pelaksana pelatihan
pemasaran UMKM sepatu sendal desa sukamakmur yaitu Muhamad
Sunarzi dan rekannya Rafi
Andreas “kami ingin mengajak mahasiswa
untuk mengimplementasikan dan menerapkan tiga poin yang ada di Tri
dharma yang ada di perguruan tinggi ini, agar bisa mempersipkan generasi yang
akan datang. Harapan untuk mahasiswa kita jangan hanya belajar di kampus saja.
Tapi cobalah pahami keadaan yang ada di Desa, kami berharap para mahasiswa
lebih peduli terhadap lingkungan dan jangan mementintikkan kepentingan pribadi
dan kami berharap teman-teman mahasiswa bisa mengasah kemampuan soft skilnya
dibidang marketing”.
Reporter : Ajeng
& Sri Kurnia
0 Komentar