Molornya Pelantikan Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan Periode 2023-2024

TAJUK RENCANA

Sumber : Dokumentasi Beranda Pers

Gito Pamungkas, Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Pakuan Bogor (Unpak) yang memenangkan Pemilihan Raya (PEMIRA) 2023 pada awal Agustus lalu. Namun, ia belum juga dilantik sampai saat ini. Terhitung sudah 2 bulan lebih Gito belum juga ditetapkan menjadi Presma yang baru menggantikan kedudukan Presma sebelumnya, yaitu Arief Bustanudin Aziz. Pelantikan tersebut bertumpu pada sidang Kongres yang digelar oleh Badan Legislatif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (BLM KBM). Kegiatan Kongres yang dimaksud meliputi diantaranya :

1.     1. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Komisi Pemilihan Raya

          2.  LPJ Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KBM dan BLM KBM periode sebelumnya

3.     3. Pandangan umum

4.     4. Penetapan Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa periode baru beserta anggotanya.

Awalnya kongres ini akan dilakukan pada Selasa, 5 September 2023 di Graha Pakuan Siliwangi (GPS) lantai 10. Beranda Pers pun sempat mendapatkan undangan tuk menghadiri Kongres ini pada Senin, 4 September 2023. Namun, amat disayangkan Kongres tersebut dibatalkan dengan alasan kesibukan semua Fakultas pada kegiatan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), dan juga hal teknis lainnya.

Molornya Kongres merupakan salah satu penyebab Gito belum bisa menerima gelar sebagai wajah mahasiswa Universitas Pakuan dan naik ke kursi kepemimpinan BEM KBM. Dengan dilantiknya Gito sebagai Presma, bisa menjadi salah satu tolak ukur bagi mahasiswa Unpak untuk melihat kinerja awal Gito selaku Presma. Mundurnya pelantikan Presma ini turut berdampak pada mahasiswa yang menantikan janji-janji Gito pada masa kampanye dan debat terbuka.

Sampai 4 Oktober 2023,  Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) mengajukan peringatan kepada BLM KBM Unpak terkait mundurnya Kongres ini secara berkala. BLM FISIB merasa BLM KBM Unpak tidak memiliki keseriusan dan terdapat ketidakjelasan dalam melaksanakan Kongres ini. BLM FISIB membuat teguran kepada BLM KBM untuk menyegerakan Kongres ini, karena apabila ditunda kembali, BLM FISIB akan mengambil keputusan untuk tidak membersamai jalannya Kongres ini.

Padahal, Kongres tersebut molor bukan karena pihak BLM KBM tidak jelas dan tidak serius dalam mengadakan Kongres ini. Mereka telah mengupayakan agar Kongres disegerakan dengan mengirim surat undangan secara berkala ke setiap Fakultas, serta menghubungi pihak-pihak terkait yang seharusnya menghadiri Kongres ini. BLM KBM berencana akan mengadakan Sidang Istimewa pelantikan Presma baru dengan syarat semua Fakultas mengirimkan surat pengajuan Sidang Istimewa.

Salah satu penyebab molornya Kongres, yaitu ketidakhadiran Arief, selaku Presma periode sebelumnya. Dalam Kongres tersebut terdapat agenda pemaparan Lembar Pertanggungjawaban (LPJ) BEM KBM dan BLM KBM kepengurusan Presma sebelumnya, serta penetapan pergantian periode kepengurusan BEM KBM dan BLM KBM. Arief seakan tidak sadar bahwa kehadirannya amatlah penting pada Kongres ini. Tercatat Arief telah menjabat menjadi Presma selama 2 periode, tentunya pengalokasian Dana Kegiatan Kemahasiswaan (DKK) yang telah digunakan dalam periode ini sangat dipertanyakan oleh para Mahasiswa.

Tindakan Arief ini menjadi penghambat pelaksanaan Kongres, Pelantikan Presma baru, Transparansi LPJ, dan keberlangsungan BEM KBM dan BLM KBM Universitas Pakuan. Kabarnya, disela-sela kesibukannya yang entah apa, ia sempat datang ke Pekan Olahraga Ilmu Komunikasi (POIK) salah satu Program Kerja Organisasi yang dahulu pernah ia Ketuai, yaitu Himpunan Ilmu Komunikasi (HIMNI). Skala Prioritas dapat dilihat dari penyikapan ini. Apabila ia bisa menyempatkan waktu dalam kesibukannya untuk datang ke acara tersebut, seharusnya ia dapat menghadiri Kongres yang memiliki urgensi lebih tinggi.

 

 

 

 

 

 

  

Posting Komentar

0 Komentar