Teater bertajuk “HAH” Karya Putu Jaya yang dibawakan
oleh
Unit
Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya
Sumber:
Dokumentasi Pribadi Beranda Pers
Beranda
Pers—"HAH” karya Putu Jaya, tajuk pementasan teater yang dipersembahkan
oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya (USB) pada kali ini. Gedung
Kesenian Kemuning Gading Bogor dipenuhi ratusan audiens yang ingin menyaksikan
teater yang dipersembahkan oleh USB pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Pertunjukan
Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya teater hideung tersebut diselenggarakan
dalam waktu 2 hari yaitu, 26 Oktober dan 27 Oktober 2023. Pada dua hari
tersebut, USB mengadakan dua sesi. Sesi pertama dimulai pada pukul 16.00,
sedangkan sesi kedua dimulai pada pukul 20.00 WIB. Hari pertama, sesi pertama
kursi penonton dihadiri lapisan pendatang mulai dari mahasiswa, pelajar dan tak
lupa para penikmat teater.
Sekitar
ratusan penonton menyaksikan pertunjukan teater dengan penuh hikmat, sehingga
tak terasa panggung pun sudah diselimuti cahaya dari lampu yang ada didalam
gedung (yang menandakan bahwa teater telah berakhir), padahal terhitung lebih
dari satu jam teater berlangsung, namun ratusan penonton berhasil terseret
kedalam romantisasi teater oleh teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya.
Seperti
Christoper selaku penonton mengatakan, “Yang bikin saya tertarik buat ke teater
ini, karena judulnya sih, judulnya yang simpel dan bikin orang penasaran,
karena judulnya cuma “HAH” gitu doang.”
Tajuk
yang dibentuk sedemikian rupa, dibagikan melalui sosial media, ditempel
disudut-sudut kampus membuat ratusan audiens akhirnya mengantarkan mereka ke
Gedung Kesenian Kemuning Gading Bogor.
Fadly
Godeg selaku sutradara di lakon “HAH” pun bercerita sedikit mengapa ia
mengangkat tema tentang perubahan zaman, “Awalnya saya ingin membuat naskah yang
memiliki judul the box, kita meranin naskah itu dengan keresahan saya
terhadap LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender), free
sex, dan lain-lain. Kita akhirnya gajadi make nama the box, untuk mengobati
teman-teman yang sudah berproses, akhirnya kita memilih tema yang sama gitu,
jadi sebenernya landasan utamanya itu keresahan saya terhadap perubahan zaman,
seperti LGBT yang marak dimasyarakat, seks dan lain lainnya.”
“Selama
tiga bulan ini, kita latihan hampir setiap hari. Terus juga kita disini dari
kemarin nge set dan kalo kita mengulang tiga bulan yang lalu ya, abis
latian temen-temen kita bikin artistik, begitu sih, persiapannya selayaknya
persiapan teater lainnya, pentas teater lainnya.” jawab Fadly ketika ditanya
mengenai persiapan.
Tiga
bulan mereka lewati untuk sesi latihan serta membentuk konsep sedemikian rupa
agar acara ini menjadi berjalan lancar, selain menonton teater, penonton pun
seolah diberi umpan setelah pertunjukan teater oleh para panitia dengan adanya
sesi tanya jawab saat acara berlangsung, hal tersebut makin membuat penonton
merasa adanya “kedekatan” dengan panitia.
“Pengen
ngeliat lagi aja sih teater tuh kaya gimana sekarang, kan biasanya gua
ngeliatnya USB tuh latihan-latihan di GPS (Graha Pakuan Siliwangi), gua pengen
liat hasilnya aja, oh ternyata diluar ekspetasi banget sih bagus, keren,” ujar
Aidil, selaku mahasiswa Universitas Pakuan.
Fakta
dibalik suksesnya hari pertama sesi pertama ialah kebanyakan dari aktor-aktor
ini adalah anak-anak baru dari USB, “Kebanyakan aktor aktornya ini anak-anak
baru diangkatan 18 dan 17 kebanyakan gitu, jadi kemistrinya itu kita
pelan-pelan. Lama kelamaan kemistri dapet gitu dengan berjalannya waktu,
latihan, latihan,-latihan akhirnya dapet, seperti itu sih,” ujar Fauzan selaku
pimpinan produksi.
Reporter
- Ibrohim
Al Haidar Jasir
- Gilang
Maulana
- Rafdi
Muhammad
Editor:
Rofita Cahya Ramadhani
0 Komentar