Diresmikan pada Sidang Kongres, Ini Langkah Awal dan Orientasi Pamungkas-Maulana

Diresmikan pada Sidang Kongres, Ini Langkah Awal dan Orientasi Pamungkas-Maulana
 

Sumber : Dokumentasi Instagram @pemiraunpak


Gito Pamungkas dan Yusuf Maulana Syaban, kini – dalam tingkat sidang kongres – sudah resmi menjabat sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Universitas Pakuan (Unpak). Setelah melewati berbagai kisruh untuk menerima mandatnya, akhirnya pada Kamis, 28 Desember 2023 Gito sah menjadi wajah mahasiswa Unpak. Resminya mereka ditentukan setelah dilantik dalam sidang kongres yang dilaksanakan di Graha Pakuan Siliwangi lantai 10. Namun, walaupun Gito diresmikan melalui sidang kongres, tetapi pada kenyataannya terdapat segelintir mahasiswa Unpak yang mengetahui kabar tersebut melalui hal lain, bukan melewati sidang kongres tersebut ataupun dari akun resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (BEM KBM).

Padahal, sidang kongres merupakan sidang yang seharusnya disaksikan sebagian besar mahasiswa Unpak. Banyak faktor yang membuat sidang tersebut kurang diketahui mahasiswa Unpak, seperti kurangnya sosialisasi, dan undangan yang baru dibuat H-1 sebelum kongres. Ada juga mahasiswa yang mengetahui pelantikan Presma namun ia mengaku sidang kongres ini terlalu terburu-buru.

“Sebenarnya untuk peresmian Presma ini sendiri kan setelah kemarin adanya kongres ya, bisa dibilang kongres ini kongres yang sebenarnya tidak kongres.  Kenapa bisa saya bilang tidak kongres? Karena banyak keterburu-buruan dalam pelantikannya. Sekelas kongres baru diberitahukan malemnya, H-jam malah. Kalau menurut saya sih ya kurang aja, seharusnya pihak sana ada plan-plan dimana kita semua tahu akan dilaksanakan kongres,” kata mahasiswa Unpak yang ingin dipanggil “03”.

Bahkan, terdapat salah satu mahasiswa Unpak yang mengaku mengetahui resminya Presma Unpak hanya dari penyebaran informasi melalui mulut ke mulut.

“Sudah tahu kalau resmi, dapat informasinya itu bukan secara official dari KBM atau Lembaga mana pun tapi dari mulut ke mulut.” Ujar F, salah satu mahasiswa Unpak

Setelah diresmikannya menjadi Presma, kini Gito mengagendakan untuk melakukan open recuitment (oprec) bagi kabinetnya di BEM KBM Unpak. Oprec ini dilakukan Gito agar bisa mengeksekusi berbagai program yang telah Gito susun sebelumnya. Gito juga mengungkapkan bahwasannya setelah oprec dan mendapatkan kabinetnya, ia baru akan dilantik oleh struktural. 

“Agenda terdekat kita oprec dan permohonan delegasi ke tiap-tiap fakultas untuk merampungkan kabinet. Setelah kabinet rampung, kita langsung adakan pelantikan dengan struktural,” kata Gito selaku Presiden Mahasiswa (Presma).

Tidak dapat dipungkiri, BEM KBM merupakan lembaga eksekutor tertinggi yang berada di Unpak, maka dari itu mereka membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk mengaplikasikan segala keperluan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Selain lewat oprec, Gito juga membuka delegasi dari tiap-tiap fakultas ke BEM KBM untuk masuk kedalam kabinetnya. Sistem delegasi ini dibuka agar tiap-tiap fakultas mempunyai andil dan mempresentasikan fakultasnya kedalam BEM KBM. Dalam arti lain, Gito mengharuskan calon anggota dari kabinetnya terdiri dari mahasiswa yang mewakili tiap fakultas yang ada di Unpak.

“Kita akan adakan permohonan kepada tiap-tiap fakultas untuk orang-orang terbaiknya dari tiap fakultas bisa hadir di universitas,” kata Gito perihal delegasi.

Walaupun penting untuk tiap fakultas mengirimkan perwakilannya ke BEM KBM untuk menjadi representasi dan memberikan andil. – Bicara delegasi, bicara sanksi – Tak menutup kemungkinan ketika BEM KBM mengirimkan permohonan ke tiap-tiap fakultas untuk delegasi akan ada fakultas yang tidak dapat memenuhi permohonan untuk mendelegasikan mahasiswanya. Muncul pertanyaan, adakah sanksi yang fakultas tersebut dapatkan ketika tidak mengirimkan delegasi ke universitas?
“Kalau bicara sanksi pasti ada, walaupun secara moral ataupun semacamnya. Tapi setidak-tidaknya tuh yang kita usahakan dan kita ikhtiarkan kepada kami itu setiap fakultas tidak mengabaikan ataupun tidak luput perannya untuk bisa hadir di universitas, baik lewat delegasi ataupun lewat hal-hal yang lain sebagai alternatif. Maka dari itu, kita tidak ingin tidak ada satupun dari satu fakultas yang tidak ada representasi orangnya,” jelas Gito.

Pembentukan kabinet BEM KBM merupakan hak prerogatif dari Presma dan Wapresma namun tetap berlandaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) untuk menunjuk mahasiswa gabung BEM KBM. Gito selaku Presma juga memiliki kriteria tertentu dalam menunjuk mahasiswa yang nantinya akan masuk kedalam kabinetnya. 

“Pertama, syarat-syarat administrasi harus mahasiswa aktif dan dia pernah mengikuti atau pernah berproses di fakultasnya masing-masing atau di Program Studi (Prodi)-nya masing-masing. Nah, hari ini sedang merosotnya atau terjadinya degradasi nilai-nilai kemahasiswaan. Kita sedang mencari upaya bagaimana caranya agar setiap mahasiswa tuh tanpa terkecuali bisa hadir kembali lagi semangatnya, bisa dan peduli terhadap kampus. Oleh karena itu, kita membuka ruang berproses sampai pada tingkatan di minimal semester 3 yang akan disebut staf muda,” ucap Gito.

Terhitung, sudah jalan lebih dari empat bulan Gito memenangkan pemilihan suara. Kampanye, gagasan, serta visi dan misi sudah digaungkan dengan lantang saat debat terbuka. “Merosotnya nilai-nilai kemahasiswaan” salah satu kalimat yang paling sering digaungkan kala itu oleh Gito. Lalu, akhirnya Gito dan Yusuf mengusung ide dan gagasan bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menciptakan sistem yang baru.

“Kita menawarkan satu sistem, yang diharapkan bisa menjadi sebuah legacy atau warisan terhadap Unpak sendiri, yaitu satu sistem yang dinamakan sistem aktivitas mahasiswa berbasis poin, yang dimana kita merasa itu bisa menjadi pendobrak kebuntuan dari menurunnya nilai-nilai kemahasiswaan. Karena apa? Karena sistem ini memaksa setiap mahasiswa tanpa terkecuali untuk bisa aktif dan produktif setidak-tidaknya terlibat peran dalam menjalankan hal-hal yang sifatnya tuh memajukan kehidupan kemahasiswaan,” ujar Gito.

Pembuatan sistem ini tentunya akan berdampak bagi mahasiswa Unpak, terlebih jika semua mahasiswa diwajibkan mengikuti sistem ini. Mereka harus mengubah kebiasaan dan perilakunya di lingkungan kampus. Tentunya kita masih meraba akan sistem yang Gito ingin buat. Namun, melihat keadaan Unpak yang saat sekarang mahasiswa mulai bersuara perihal skala prioritas Presma, langkah awal yang seharusnya dilakukan Presma jika memandang keadaan Unpak.

“Kalau dari saya sendiri sih lebih baik untuk sekarang itu ya memperjuangkan hak-hak mahasiswa dulu saja. Bisa dibilang universitas membatasi mahasiswanya untuk berkreasi. Lalu juga mahasiswa yang banyak kendala, bisa dari pelayanan akademik, dari segi pembayaran dan lain sebagainya. Universitas sendiri tidak mau tahu, peraturan saja tiba-tiba sepihak tanpa melibatkan mahasiswanya. Seharusnya, beliau sebagai Presiden Mahasiswa itu ya harus bisa controlling kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh universitas, yang harusnya menguntungkan mahasiswa,” ujar 03.

Reporter:
- Muhamad Firdaus Rinaldi
- Regita Indah Desiyanti
- Rafdi Muhammad Zulfadly Zein

Editor: Bulan Yuliandani R.T

Posting Komentar

0 Komentar