Beranda Pers – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) merupakan lembaga penyelenggara Pemilihan Raya (Pemira) FISIB Unpak yang bersifat sementara, independen, dan mandiri dari tahun ke tahun. KPU merupakan perantara bagi para calon pemimpin dan wakil pemimpin yang akan melanjutkan kepengurusan kelembagaan FISIB di periode selanjutnya.
KPU FISIB Unpak sendiri telah melangsungkan Debat Terbuka pada Rabu, 15 Januari 2025 di Pelataran FISIB. Debat Terbuka ini telah dipromosikan oleh KPU FISIB dengan menyebarkan flyer yang sekaligus menyertakan visi-misi dari setiap Pasangan Calon (Paslon) pimpinan dan wakil pimpinan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himni). Promosi sudah gencar dilakukan dan disebarluaskan oleh tiap-tiap anggota melalui Instagram serta perluasan informasi terkait melalui forum-forum yang bisa meneruskan informasi Debat Terbuka ini. Namun, Debat Terbuka ini tidak dihadiri oleh ketua dari KPU itu sendiri.
Nadya Fajriah selaku sekretaris KPU 2025 mengatakan jika ketua dari KPU FISIB sendiri berhalangan dalam menghadiri Debat Terbuka. “Dari Ketua KPU sendiri sekarang dalam masa pemulihan karena sedang sakit yang membuat berhalangan hadir,” ucap Nadya.
Meskipun berhalangan hadir, Nadya mengungkapkan jika Ketua KPU tetap mengatur tugas pokok dan fungsi serta memantau setiap anggota-anggota KPU secara online, sehingga Ketua KPU sendiri tetap menanti progres yang dijalankan oleh setiap anggotanya.
Pemberkasan yang dilakukan untuk keperluan calon pimpinan dan wakil pimpinan Himni sendiri sebelumnya telah diperpanjang hingga tiga kali. Nadya menjelaskan alasan perpanjangan ini karena pihak KPU sendiri telah membuka forum lebih banyak, sehingga lebih banyak diskusi bersama forum. “Kita sudah meminimalisir perpanjangan ini dan kita juga sudah membuka forum lebih banyak, jadi kita lebih banyak diskusi sama forum. Namun, tetap balik lagi tugasnya para himpunan itu untuk mendelegasikan calon-calon mereka, jadi kita sudah mengusahakan memberlakukan forum tersebut berkali-kali untuk membahas tentang delegasi, terutama pada pimpinan. Karena, seperti yang barusan juga ini perlunya perhatian dan ketelitian dari tiap-tiap himpunan untuk masa depan kelembagaannya untuk mendelegasikan anggotanya untuk melanjutkan,” kata Nadya.
KPU FISIB juga mengadakan Debat Terbuka ini lebih cepat dari tanggal semestinya yang seharusnya dilakukan setelah mahasiswa Program Studi (Prodi) lmu Komunikasi selesai melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Nadya sendiri mengatakan jika timeline debat telah dipercepat untuk mencari massa dari mahasiswa Ilmu Komunikasi. “Selain cari massa anak Ilmu Komunikasi, kita juga lihat buat pemilihan nanti takutnya ada kurang suara atau kurang taunya anak-anak Ilmu Komunikasi,” ujar Nadya.
Jauza Alya, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi yang hadir pada Debat Terbuka ini mengaku bahwa ia mengetahui informasi terkait hal ini hanya melalui gform yang disebar oleh Komandan Tingkat (Komting) di grup kelas. Jauza mengatakan jika promosi yang telah dilakukan KPU FISIB dalam menyebarluaskan informasi Debat Terbuka ini terlalu mendadak. “Sejujurnya saya baru tahu ada Debat Terbuka waktu link gform-nya disebar mengenai kandidat-kandidat paslon yang akan menjadi Ketua Himni selanjutnya, jadi saya baru tahu dari situ dan menurut saya, H-1 itu cukup dadakan ya, kalau bisa sih seharusnya sudah dari H-5,” ujar Jauza.
Ada pun Aulia Agustin, mahasiswa Ilmu Komunikasi lain yang tergabung dalam Himni dan turut serta hadir dalam Debat Terbuka ikut berkomentar terkait promosi yang telah dilakukan KPU FISIB terkait pelaksanaan Debat Terbuka. Ia sendiri merasa promosi yang dilakukan oleh KPU FISIB terlalu mendadak, sehingga Debat Terbuka ini tidak diketahui oleh banyak mahasiswa Ilmu Komunikasi yang seharusnya bisa turut berpartisipasi. Selain itu, Aulia pun menanggapi isu terkait ketidakhadiran Ketua dan Wakil KPU dalam pelaksanaan debat. “Menurut saya kurang profesional sebagaimana mestinya dia harus menjalankan amanah yang sudah diberikan, karena kan KPU sendiri ini independen, mandiri, tanpa ditunggangi oleh lembaga mana pun,” ungkap Aulia.
Baik Jauza maupun Aulia merasa kinerja KPU FISIB sudah cukup baik. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, misalnya kesigapan panitia dalam melakukan promosi Debat Terbuka yang seharusnya bisa diagendakan lebih bertahap dan tidak mendadak. Perbaikan lainnya adalah pada bagaimana KPU FISIB menanggapi aspirasi-aspirasi mahasiswa yang ditujukan kepada para pasangan calon (paslon), bagaimana cara menampung dan mengkomunikasikannya. Selain itu, karena KPU FISIB adalah lembaga independen, seharusnya hal ini menjadi alasan mereka agar bisa lebih bersikap tegas dan mandiri dalam meningkatkan kinerjanya.
“Lebih sigap dan tegas dalam mengambil langkah, jangan mau terombang-ambing oleh lembaga atau oknum tertentu dari suatu pihak. Karena kalian berdiri di atas kaki sendiri, kalian independen. Kalian bisa lebih mempertegas ke siapa pun karena kalian yang mempunyai acara,” ujar Aulia.
Jauza sendiri berharap kepengurusan KPU FISIB ke depannya bisa lebih sigap dan melakukan persiapan yang lebih matang. “Lebih dimatengi lagi biar hal-hal yang mungkin kita nggak berekspektasi sebelumnya gitu bisa langsung ada solusinya, solusi dadakan atau solusi cepat,” kata Jauza di akhir wawancara.
Peliput: Dean Alfrid Fiddinan Islam, Dicky Ilham Nuddin/Penulis: Rahma Trianasari
Editor: Alma Rosanna L.M.
0 Komentar