Beranda Pers - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) telah menyelenggarakan Pemilihan Umum Raya (Pemira) calon Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himni) periode 2025-2026 pada Sabtu, 18 Januari 2025 secara daring melalui Google Form, dari pukul 09.00 hingga 16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Agenda tahunan ini menjadi momen penting bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk menentukan kepemimpinan baru yang akan membawa aspirasi, inovasi, dan semangat kolektif selama satu tahun ke depan. Sebagai salah satu pilar demokrasi di tingkat mahasiswa, Pemira bukan hanya sekadar ajang memilih pemimpin, tetapi juga menjadi wadah untuk mendidik mahasiswa agar aktif dalam proses politik kampus.
Tahun ini, terdapat dua pasangan calon (paslon) yang memperebutkan posisi Ketua dan Wakil Ketua Himni.
Paslon nomor urut 01: Fahri Dwi Utama dan Nalya Salsa Ramadani
Visi: Mewujudkan Himni yang interaktif dan kontributif sebagai tempat pengembangan potensi mahasiswa dalam kehidupan akademik dan sosial mahasiswa.
Misi:
- Mengembangkan kanal diskusi yang responsif untuk mendukung mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.
- Mendorong kolaborasi aktif mahasiswa Ilmu Komunikasi melalui kegiatan yang mendukung pengembangan potensi mahasiswa.
- Mengedepankan keharmonisan dalam internal himpunan.
Misi:
- Aktif, responsif, dan solutif terhadap aspirasi masyarakat Ilmu Komunikasi.
- Menjunjung tinggi nilai tanggung jawab dan profesionalisme untuk menjalankan fungsi sebagai Himni.
- Meningkatkan kinerja pengurus Himni dengan membuka forum diskusi untuk evaluasi.
Selain itu, para kandidat juga harus melalui serangkaian tahapan lain sebelum memasuki tahap pemilihan. Tahapan tersebut meliputi melengkapi berkas pendaftaran, mengikuti fit and proper test yang dinilai oleh demisioner dari dua angkatan terakhir serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi, Dr. Dwi Rini Sovia Firdaus, M.Comn., berpartisipasi dalam Debat Terbuka, hingga akhirnya mengikuti proses Pemira.
Menurut Sekretaris I KPU, Nadya Fajriah, dan Sekretaris II KPU, Nadila Ananda Putri, dalam sesi wawancara pada Sabtu, 18 Januari 2025, alasan pemungutan suara dilakukan melalui Google Form didasarkan pada faktor efisiensi. Mengingat Ujian Akhir Semester (UAS) Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi berakhir pada hari Jumat, sehingga waktu yang tersedia untuk pelaksanaan Pemira cukup terbatas. Selain itu, dengan adanya masa pemutihan selama dua hari setelah Debat Terbuka, Pemira baru dapat diselenggarakan pada hari Sabtu.
“Sebelumnya memang banyak saran untuk melakukan pemilihan secara offline, tapi mengingat UAS Ilmu Komunikasi dilaksanakan terakhir hari Jumat jadi walaupun banyak saran yang diterima kita tetap melihat lebih efisien yang mana, karena online juga dirasa efisien karena kita juga kerja sama dengan Komandan Tingkat (komti) setiap kelas untuk menyebarluaskan, dan juga karena ada pemutihan juga dua hari setelah debat, jadi Pemira baru bisa dilaksanakan di hari Sabtu,” ujar keduanya saling melengkapi jawaban.
Mereka juga menambahkan bahwa sebenarnya KPU sudah membeli kotak suara dan menyiapkan pemilihan secara offline, tetapi keputusan untuk melakukan pemilihan secara daring dinilai lebih efisien, mengingat mengundang mahasiswa untuk datang ke kampus pada akhir pekan hanya untuk melakukan pencoblosan dianggap cukup sulit. Oleh karena itu, selama teknologi dapat dimanfaatkan, pelaksanaan Pemira secara daring menjadi pilihan yang lebih praktis dan relevan.
Menurut Khaka Tamam Maulanasyah, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi, penggunaan Google Form sangat bagus digunakan ketika suara mahasiswa sulit dijangkau.
“Google Form ini sangat bagus untuk digunakan saat mahasiswa sulit dijangkau suaranya, tapi yang jadi pertanyaan seperti apa mereka menyaring suara dan tidak ada indikasi suara paksaan,” ujar Tamam.
Meskipun pemungutan suara dilakukan secara daring, KPU memastikan bahwa Pemira tetap bebas dari kecurangan dengan menyediakan banyak device untuk memantau setiap ada pemilihan yang masuk.
KPU sendiri tidak melakukan sosialisasi secara langsung kepada mahasiswa, dan hanya mengandalkan tim Hubungan Masyarakat (Humas) untuk menyebarkan informasi melalui media sosial Instagram dan melalui komti di setiap kelas.
“Kita mengandalkan Humas dengan banyak menyebarkan informasi dan unggah flyer di Instagram, pada saat Debat Terbuka juga kita menyampaikan kalau hari Sabtu ada Pemira, jadi sosialisasinya melalui Instagram. Selain itu kita juga kerja sama dengan komti kelas karena Humas kita juga bawel untuk menanyakan udah isi Google Form atau belum, jika ada yang belum menerima informasi terkait Pemira ini mungkin itu dari komtinya saja yang tidak menyampaikan karena dari kita sudah mengingatkan untuk disebarkan ke grup kelas. Tidak diadakan sosialisasi secara langsung karena kita susah menarik massanya apalagi udah libur, terus kalau melihat dari timeline juga gak memungkinkan karena masih banyak yang harus dikerjain. Balik lagi ke timeline sih kita ngejar target aja terlalu banyak yang dikejar dari jadwal KPU-nya,” ujar Nadila.
Adapun Tamam yang turut berpendapat soal promosi yang dilakukan oleh KPU, ia menyampaikan bahwa promosi yang dilakukan KPU sudah sangat bagus, tetapi masih ada yang perlu ditingkatkan pada promosi secara langsungnya. “Sejujurnya promosi KPU sangat bagus karena sampai ke semua orang (kayaknya), saya pun dapat informasi mengenai KPU bukan dari KPU tapi dari kelembagaan yang lain. Buat saya tolong ditingkatkan promosi secara langsungnya, jadi bukan hanya mempergunakan Instagram,” ujarnya.
Proses perhitungan suara dilakukan pada hari yang sama, dimulai pukul 16.00 WIB dan dilaksanakan secara offline di pelataran FISIB dengan dihadiri oleh Paslon 01 dan Paslon 04, KPU, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), serta mahasiswa Ilmu Komunikasi. Selain itu, turut hadir sejumlah saksi, yaitu Asisten Wakil Dekan (Aswadek) Bidang Kemahasiswaan Langgeng Prima Anggradinata, M.Hum., Demisioner Himni Alirasya Nurputranugraha, Ketua Himni 2024-2025 Muhammad Hadafi Dunggio, dan perwakilan mahasiswa Ilmu Komunikasi, M. Fatir Rahman.
Berdasarkan hasil pemungutan suara yang telah dilakukan, tercatat sebanyak 183 suara masuk dengan rincian sebagai berikut:
- Paslon 01 memperoleh 138 suara dengan persentase 75,4%.
- Paslon 04 memperoleh 45 suara dengan persentase 24,6%.
Dari hasil tersebut, Paslon 01 berhasil meraih 138 suara, sehingga dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemira Ketua dan Wakil Ketua Himni periode 2025-2026.
Berbeda dengan Himni, pemilihan calon Ketua dan Wakil Ketua untuk Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia (Himsina), Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Himja), dan Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris (Himsi) pada tahun ini tidak dilaksanakan melalui Pemira, melainkan ditetapkan secara aklamasi karena hanya terdapat satu pasangan calon yang mendaftar.
Berikut adalah nama-nama Ketua dan Wakil Ketua Himsina, Himja, dan Himsi yang ditetapkan melalui aklamasi.
Himsina
Ketua Himpunan: Cahaya Putra Rangkuti
Wakil Ketua Himpunan: Wulan Fadila Fatia
Himja
Ketua Himpunan: Rakha Abiyyu Ramadhan
Wakil Ketua Himpunan: Gizriel Muhamad Zibril
Himsi
Ketua Himpunan: Moreno Valendra Omardany
Wakil Ketua Himpunan: Ferishka Imani Marella
Peliput/Penulis: Linda Maulina Khairunnisa
Editor: Alma Rosanna L.M.
0 Komentar