Beranda Pers – Pada Jumat, 12 September 2025 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pakuan menyelenggarakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang bertempat di Aula FKIP lantai 4. Kegiatan ini dihadiri oleh 120 mahasiswa baru dari berbagai program studi di lingkungan FKIP. Dengan mengusung tema “Membangun Karakter Mahasiswa FKIP Universitas Pakuan Berlandaskan Nilai Pancasila dan Kearifan Lokal, serta Kecerdasan Digital Menuju Indonesia Emas 2045,” kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengenalan lingkungan akademik, menanamkan nilai-nilai karakter, serta mempererat kebersamaan diantara mahasiswa baru. Rangkaian acara meliputi upacara pembukaan, penyampaian materi dari dosen dan narasumber, tur kampus, serta ada penampilan minat dan bakat mahasiswa baru.
Dekan FKIP, Dr. Eka Suhardi, M.Si, menekankan bahwa pendidikan selama ini terlalu lama berfokus pada aspek hard skill, sehingga karakter sering terabaikan. “Kalau kita hanya menekankan aspek kognitif saja, maka mudah diraih. Bagian yang paling sulit adalah bagaimana membangun karakter. Orang hebat tanpa dibarengi karakter baik itu akan seperti robot,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa PKKMB menjadi tahap strategis bagi mahasiswa untuk mengenali lingkungan baru. Dengan mengutip filosofi Sun Tzu, Dr. Eka Suhardi, M.Si., menyebut pentingnya mahasiswa mengenali diri, mengenali tantangan, serta memahami situasi sebelum menapaki dunia perkuliahan. “PKKMB ini dalam rangka menjawab itu sebenarnya. Jadi, penting sekali untuk mahasiswa mengenali lingkungan barunya,” tambahnya.
Bagi mahasiswa baru, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang meninggalkan kesan mendalam. Zuleyka, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), mengaku PKKMB adalah kesempatan untuk menambah relasi sekaligus memperoleh wawasan baru. “Kesannya, sih, karena ini sesuatu yang baru. Jadi, siapa tahu bisa menambah relasi dan informasi. Dan yang paling berkesan itu pas penyampaian materi, ice breaking, dan sesi tanya jawab,” tuturnya. Hal senada disampaikan Naufal Faturrozi dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Ia merasa suasana PKKMB sangat menyenangkan dan memberi motivasi. “Tema tahun ini menurut saya menarik banget karena bisa jadi pengalaman baik. Dan yang paling berkesan itu pemaparan materi. Selain itu, penyambutan panitia juga sangat baik,” ungkapnya.
PKKMB tahun ini terasa berbeda dengan hadirnya nuansa budaya. Seluruh mahasiswa dan panitia mengenakan pakaian adat maupun batik sebagai simbol kearifan lokal. Salah satu panitia, Salsa Nur Ramadhianti, menjelaskan bahwa konsep ini diusung untuk mendekatkan mahasiswa dengan nilai-nilai lokal. “Kenapa FKIP mengambil tema lokal? Karena diarahkan lebih melokal. Contohnya, hari ini pakai baju daerah, besok baju batik. Biasanya kan hitam putih, sekarang kita pakai baju adat,” katanya. Menurut Salsa, salah satu momen yang paling ditunggu adalah penampilan minat bakat mahasiswa baru, yang selalu menghadirkan kejutan unik dari angkatan baru. Selain itu, Salsa menekankan bahwa penyambutan mahasiswa baru harus hangat dan ramah, agar tidak menimbulkan kesan menakutkan seperti stigma masa orientasi terdahulu. “Kami ingin PKKMB benar-benar menjadi tempat belajar, bukan ajang menekan adik-adik mahasiswa baru. Karena itu, kami buat kegiatan yang edukatif, interaktif, tapi tetap seru,” jelasnya.
Dari sudut pandang mahasiswa baru, PKKMB bukan sekadar pengenalan kampus, tetapi juga sarana sosialisasi dan persiapan mental. Naufal sebagai mahasiswa baru bahkan menyebut bahwa persiapan terpenting adalah menjaga kondisi fisik dan mental agar siap menjalani rangkaian kegiatan. “PKKMB ini membutuhkan lebih banyak tenaga, energi, dan bahkan mungkin bisa membentuk mental. Jadi, menurut saya yang harus dipersiapkan adalah mental dan kondisi fisik,” katanya.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP, Muhammad Garalt Adyatma, mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan PKKMB tahun ini. Menurutnya, tema budaya yang diusung memberi warna tersendiri. “Untuk tahun ini sangat seru karena kita coba usung tema budaya. Pesan saya, semoga mahasiswa baru jauh lebih aktif dan kritis. Karena pada hakikatnya mahasiswa adalah agen perubahan di masa depan,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa PKKMB harus menjadi titik awal bagi mahasiswa baru untuk berani bersuara, mengasah kepemimpinan, dan menumbuhkan kepedulian sosial. “Mahasiswa tidak cukup hanya kuliah, pulang, lalu lulus. Lebih dari itu, mahasiswa harus mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungannya,” tambah Garalt.
Pada akhirnya, PKKMB FKIP 2025 bukan hanya sebuah agenda seremonial, melainkan tonggak awal pembentukan identitas mahasiswa. Dekan FKIP berharap seluruh mahasiswa baru dapat merasakan suasana belajar yang nyaman. “Harapannya mahasiswa berada pada lingkungan yang ramah belajar. Jika tercapai, mereka akan merasa nyaman, dan lulus tepat waktu atau bahkan lebih cepat,” pungkas Dr. Eka Suhardi, M.Si
Melalui PKKMB ini, FKIP Universitas Pakuan berupaya menanamkan nilai karakter, budaya, dan kebersamaan sejak awal. Harapannya, mahasiswa baru tidak hanya sukses menuntaskan studi, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi berkarakter yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Peliput/Penulis: Shallima Mirra Faiza, Bunga Vania, Muhamad Rizky
Editor: Alfandi Ilham
0 Komentar