Peduli Lingkungan Melalui Acara Earth Fluence

 

Suasana Event Earth Fluence dengan Tema Sustainable Living yang Dihadiri Kurang Lebih 50 Peserta/Beranda Pers/Dean Alfrid, Irsyad Arif


Beranda Pers - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi dengan jurusan Komunikasi Pemasaran Digital (Komsartal) 2 menggelar acara sebagai tugas mata kuliah Manajemen Ajang Khusus, dengan konsep Earth Fluence yang bertemakan “Sustainable Living” pada Sabtu, 20 Desember 2025. Kegiatan tersebut bertempat di Nuansa Lakeside Cafe Cibinong, Bogor, dari pukul 10.00-13.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) dan dihadiri kurang lebih 50 peserta. Acara ini diadakan sebagai ajang pendekatan masyarakat, maupun generasi muda dengan isu-isu lingkungan

Kinanti Selsia Andenara sebagai ketua pelaksana mengungkapakan, bahwa latar belakang untuk mengambil tema melihat kondisi lingkungan yang sedang terjadi. “Karena kita melihat isu lingkungan ini tuh banyak banget ya kayak sampah, banjir, dan lain-lain,” tutur Kinanti.

Dari ide yang diungkapkan masing-masing panitia, Earth Fluene menjadi event yang kreatif, dengan berkolaborasi dengan tiga komunitas: Eco Enzym Nusantara, Ecovisionary, dan Osoji Bogor yang membagikan demonstrasi pengolahan daur ulang sampah. 

Kinanti menuturkan, Earth Fluence menjadi wadah untuk generasi muda untuk turut peduli terhadap lingkungan. “Jadi tujuan kita selain mengedukasi juga mempromosikan supaya makin banyak yang tahu komunitas-komunitas ini,” ungkapnya.

Penilaian lingkungan yang sedang terjadi pun turut dibicarakan oleh Nina Susilo, sebagai pengurus komunitas Eco Enzym Nusantara. “Sekarang sudah pasti hancur kualitasnya, pemerintah kita belum ada pengolahan yang benar. Sampah dikirim ke tempat pembuangan akhir, belum banyak yang diolah, banyakan ditumpuk aja,” tutur Nina.

Nina juga mengungkapkan bahwa komunitas Eco Enzym Nusantara menjadi komunitas nirlaba. “Tidak ada, dukungan pemerintah, benar-benar relawan yang memang ingin saja mengolah sampahnya di rumah,” kata Nina.

Eco Enzym Nusantara memiliki beberapa produk: sabun, pembersih lantai, hingga obat penyembuh luka, dalam pembuatannya memakai daur ulang sampah rumah, seperti sayur-sayuran maupun kulit dari buah. 

“Saya setuju banget nih acara kayak gini. Adik-adik ini juga perlu tahu bagaimana mengelola lingkungan, mengelola sampah, karena kalian yang akan menempati bumi ini. Jadi, ya memang harus kita jaga gitu. Semakin banyak, semakin bisa digaungkan, ini semakin baik,” tutur Nina.

Sebagai event pop-up dan adanya interaksi dengan audiens, panitia memuat rangkaian kegiatan creative art: membuat gantungan hingga melukis totebag berbahan daur ulang.

Dari segi acara, Kinanti menjelaskan tantangan yang dihadapi dari segi venue hingga komunitas. “Ya paling itu sih cari komunitasnya terus juga gimana caranya kita benar-benar bisa menjadi sebuah event yang juga menerapkan ramah lingkungan,” ungkap Kinanti.

Nisa Ananda sebagai audiens yang mengikuti Earth Fluence mengungkapkan bahwa, motivasinya ingin tahu tentang lingkungan dan proses daur ulang sampah. “Ini salah satu ilmu juga kali ya, biar lebih tahu nih cara mengolah sampah kayak gimana. Jadi, ini ilmu baru sih,” tutur Nisa.

Earth Fluence sebagai event memajukan kepedulian terhadap lingkungan, Kinanti mengungkapkan harapannya sudah terpenuhi dalam kegiatan tersebut. “Sudah yang sesuai saya harapkan, saya sangat berterima kasih juga kepada Toto Sugiarto, M.I. Kom., juga teman-teman yang solid. Pesannya mungkin semoga ini bisa menjadi langkah yang berkelanjutan,” pungkas Kinanti.

Tak luput juga Nina sebagai bagian dari komunitas peduli lingkungan. “Kalau buat saya, semakin banyak orang yang mau memilah dan mengolah sampahnya dari rumah pasti lebih baik. Kalau dari pemerintah, ya kita sih berharap pemerintah bisa memfasilitasi pengolahan atau daur ulang sampah, baik organik atau anorganik,” tutup Nina.

Peliput: Dean Alfrid Fiddinan Islam, Irsyad Arif Fadhillah

Penulis: Irsyad Arif Fadhillah

Editor: Rahma Trianasari 

Posting Komentar

0 Komentar